TEMPO.CO, Jakarta - Kepala peneliti vaksin Oxford mengatakan Inggris saat ini tidak memerlukan suntikan vaksin booster dan menyarankan vaksin Covid-19 lebih baik diberikan kepada negara lain.
Saran Andrew Pollard pada Selasa itu bertentangan berbeda dengan sikap yang diambil oleh menteri kesehatan Inggris, yang menginginkan populasi Inggris disuntik dosis penguat.
Pollard, yang mengepalai Oxford Vaccine Group, mengatakan bahwa keputusan untuk memberikan dosis penguat harus didasarkan pada studi ilmiah, dan belum ada bukti peningkatan penyakit parah atau kematian di antara penerima yang sudah divaksinasi penuh.
"Tidak ada alasan saat ini untuk panik. Kami tidak melihat masalah dengan adanya kebobolan penyakit parah," katanya pada briefing online dengan anggota parlemen, dikutip dari Reuters, 11 Agustus 2021.
"Jika ada penurunan dalam perlindungan, itu adalah sesuatu yang akan terjadi secara bertahap, dan itu akan terjadi pada titik di mana kita dapat hadapi dan dapat merespons," katanya.
Inggris sedang merencanakan program booster vaksin Covid-19, dan Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan dia memperkirakan program booster akan dimulai pada awal September, sambil menunggu saran terakhir dari para pejabat.
Perawat Lily Harrington bersiap untuk memberikan vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca kepada PM Inggris Boris Johnson, di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Negara-negara termasuk Jerman dan Prancis melanjutkan penggunaan vaksin tersebut setelah sempat memberhentikan pemberiannya. Frank Augstein via REUTERS
AstraZeneca, yang memproduksi vaksin yang ditemukan di Universitas Oxford, mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk menilai apakah dosis booster diperlukan untuk mempertahankan perlindungan.
Pendapat AstraZeneca berbeda dari Pfizer, yang mengatakan mereka mengharapkan suntikan ketiga vaksin Covid-19 akan diperlukan untuk menjaga perlindungan tetap tinggi.
Inggris telah memberikan dua dosis vaksin corona kepada tiga perempat orang dewasa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak negara-negara yang merencanakan program booster untuk menunda suntikan ketiga sampai lebih banyak orang divaksinasi di seluruh dunia.
Pollard mengatakan bahwa pasokan vaksin akan lebih baik digunakan untuk melindungi orang-orang yang rentan di negara lain.
"Dosis vaksin Covid-19 yang tersedia yang akan digunakan untuk dosis penguat atau untuk program masa kanak-kanak, jauh lebih baik digunakan untuk orang yang akan meninggal selama enam bulan ke depan," ujarnya.
Baca juga: Perawat Jerman Suntik Ribuan Penerima Vaksin Covid-19 dengan Larutan Garam
REUTERS