TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Malaysia dan ketua Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, mempertanyakan waktu keputusan dakwaan korupsi pengadilan terhadap Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, menyebut dakwaan itu terkait dengan koalisi parlemen yang saat ini berkuasa.
Anwar Ibrahim mengatakan bahwa setiap kali dukungan terhadap parlemen yang berkuasa mulai redup, para pemimpin Perikatan Nasional (PN) akan menggunakan kekuatan apa pun untuk menggertak parlemen
Dia mengatakan hal itu dilakukan karena takut mosi tidak percaya akan diajukan di Dewan Rakyat.
"Upaya ini terus berlanjut karena pemerintah PN masih kekurangan mayoritas di DPR," kata Anwar Ibrahim, dikutip dari Malay Mail, 24 Juli 2021.
Anwar mengatakan dia telah diberitahu oleh banyak anggota parlemen bahwa pimpinan PN menggunakan suap dan intimidasi untuk memaksa mereka mendukung pemerintahan saat ini, dengan imbalan posisi yang menguntungkan dan atau kekebalan dari penuntutan.
"Mengingat pola penyalahgunaan kekuasaan ini, saya mempertanyakan waktu dakwaan terhadap Syed Saddiq dan menuntut agar penyelidikan atas tuduhan pelanggaran dilakukan secara transparan dan profesional," kata Anwar.
Anwar juga meminta para pemimpin Perikatan Nasional, termasuk Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, untuk menghentikan penyalahgunaan kekuasaan dan menghadapi kenyataan dukungan mereka yang semakin berkurang.
Syed Saddiq mengaku tidak bersalah dan meminta untuk diadili atas kedua dakwaan tersebut. Ia mengklaim tuduhan itu muncul setelah dia menolak untuk mendukung pemerintah Perikatan Nasional yang berkuasa saat ini. TEMPO/M Taufan Rengganis
Anwar Ibrahim mengatakan bahwa dakwaan terhadap Syed Saddiq menunjukkan bahwa badan dan departemen penegak hukum mengikuti nada politisi, yang berarti berita buruk bagi negara, termasuk hilangnya kepercayaan investor internasional.
Syed Saddiq, mantan menteri pemuda dan olahraga Malaysia era Mahathir Mohamad dalam kabinet Pakatan Harapan yang juga diisi oleh Anwar Ibrahim, mengklaim dakwaan dakwaannya muncul setelah dia menolak untuk mendukung pemerintah Perikatan Nasional yang berkuasa sekarang, yang dipimpin Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
"Jika Anda berpikir ancaman itu akan melemahkan semangat saya, Anda salah. Kenyataannya, itu hanya akan meningkatkan tekad saya untuk membersihkan Malaysia dan membangun Malaysia untuk semua orang Malaysia," kata Syed Saddiq pada Kamis, dikutip dari The Star.
Syed Saddiq didakwa di Pengadilan Kuala Lumpur dengan dua dakwaan menyalahgunakan dana Partai Bersatu (Partai Pribumi Bersatu Malaysia) sebesar RM1,12 juta (Rp3,8 miliar).
Dakwaan pertama menuduhnya menyalahgunakan uang Bersatu melalui cek CIMB Bank, di CIMB Bank, KL Sentral, Kuala Lumpur, pada 6 Maret tahun lalu.
Dakwaan kedua menuduh Syed Saddiq menyalahgunakan dana yang dikumpulkan oleh Armada (sayap pemuda Partai Bersatu) senilai RM120.000 (Rp411 juta), yang seharusnya digunakan dalam pemilihan umum tahun lalu.
Pengadilan mengizinkan Syed Saddiq dengan jaminan sebesar RM330.000 (Rp1,13 miliar).
Syed Saddiq juga meluncurkan penggalangan dana untuk biaya hukum serta uang jaminan sebesar RM330.000 atau Rp1,13 miliar, Malaysiakini melaporkan pada Jumat.
Baca juga: Syed Saddiq Klaim Didakwa Korupsi karena Menolak Dukung Perikatan Nasional
MALAY MAIL | THE STAR | MALAYSIAKINI