TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan dan Industri Mesir melarang ekspor oksigen ke negara lain ketika oksigen dibutuhkan negara-negara yang berjuang menghadapi wabah Covid-19 akibat varian Delta yang lebih menular.
Oksigen medis sekarang dapat diekspor hanya setelah persetujuan dari menteri kesehatan dan kependudukan sesuai keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Nevin Gamea, surat kabar Al Ahram melaporkan, 16 Juli 2021.
Larangan ini datang sesuai dengan Resolusi Nomor 321 Tahun 2021 yang diterbitkan dalam Lembaran Negara Mesir dalam edisi Nomor 158 Tahun 2021 pada hari Jumat.
Di tengah pandemi virus corona, menteri mencabut larangan ekspor masker bedah dan pasokan pencegahan ke semua pasar luar negeri pada September, yang telah diberlakukan awal tahun lalu.
Sebelumnya Mesir telah mengirim ratusan tabung oksigen ke negara-negara yang dilanda virus corona, termasuk India dan Tunisia.
Keputusan larangan ekspor oksigen akan dilaksanakan selama satu tahun, terhitung mulai 15 Juli 2021, Arab News melaporkan.
September lalu, Gamea mengizinkan ekspor semua jenis alkohol dan turunannya, serta masker bedah dan persediaan untuk mencegah penyebaran virus corona, ke semua pasar luar negeri.
Sejak awal tahun ini, pejabat negara telah menegaskan kembali ketersediaan oksigen di rumah sakit. Pada bulan Januari, Perdana Menteri Mostafa Madbouly memerintahkan penggandaan produksi oksigen Mesir untuk rumah sakit.
Mesir memiliki 43 perusahaan penghasil oksigen dan kapasitas produksi gabungan mereka adalah 9 juta meter kubik, yang sebagian besar dipasok ke rumah sakit yang memiliki kontrak dengan pabrik di Mesir.
Baca juga: Singapura Kucurkan Bantuan Ventilator dan Tabung Oksigen ke Indonesia
AL AHRAM | ARAB NEWS