TEMPO.CO, Jakarta - Banjir Jerman menyebabkan 133 korban tewas dan ratusan lainnya masih dicari dalam bencana alam yang diklaim terburuk dalam setengah abad terakhir. Petugas masih mencari korban selamat di wilayah Jerman bagian barat, saat air masih tetap menggenangi wilayah tersebut. Banyak rumah-rumah dikabarkan runtuh.
Korban tewas termasuk 90 orang di distrik Ahrweiler selatan Cologne. Polisi setempat menyatakan 700 warga telah dievakuasi pada Jumat malam setelah sebuah bendungan jebol di kota Wassenberg dekat Cologne.
Baca Juga:
Selama beberapa hari terakhir, banjir melanda sebagian besar negara bagian Rhineland Palatinate dan North Rhine-Westphalia. Bencana ini telah memutus seluruh komunitas dari aliran listrik dan komunikasi.
Banjir juga melanda sebagian Belgia dan Belanda. Sedikitnya 20 orang tewas di Belgia.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Armin Laschet, perdana menteri negara bagian North Rhine-Westphalia, dijadwalkan mengunjungi Erftstadt, salah satu kota yang paling parah dilanda bencana hari ini.
Laschet adalah kandidat partai CDU yang berkuasa dalam pemilihan umum September. Kehancuran banjir dapat berpengaruh terhadap pemungutan suara mendatang.
Para ilmuwan telah lama mengatakan bahwa perubahan iklim akan menyebabkan hujan lebat. Namun dibutuhkan waktu beberapa pekan untuk meneliti penyebab utama bencana banjir Jerman.
Baca: Banjir Masih Genangi Eropa Barat, 120 Orang Meninggal
REUTERS