TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuhan Presiden Jovenel Moise menimbulkan kegemparan di Haiti. Berkali-kali ditekan untuk mundur, publik Haiti tidak menyangka mantan eksportir pisang itu akan meninggalkan posisinya dengan cara dibunuh. Ia ditembak oleh kelompok bersenjata di kediamannya pada Rabu dini hari, waktu setempat, 7 Juli 2021.
Kematiannya meninggalkan kekosongan kepemimpinan di Haiti. Perdana Mentri yang ada sekarang pun, Claude Joseph, posisinya adalah pelaksana tugas. Hal itu membuat situasi di Haiti yang tengah mengalami krisis ekonomi kian rumit. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal situasi di Haiti saat ini pasca pembunuhan Presiden Jovenel Moise:
Jovonel Moise, Presiden Haiti. Sumber: Reuter
1. Siapa yang Membunuh Moise?
Latar belakang kelompok pembunuh Presiden Jovenel Moise masih misterius hingga sekarang. Detil yang diketahui baru mereka bisa berbahasa Spanyol dan mereka menyamar sebagai anggota Badan Pemberantasan Narkotika Amerika (DEA) ketika berkunjung ke kediaman Moise, Rabu.
Berkembang dugaan mereka adalah bagian dari kelompok yang berusaha menggulingkan Moise pada Januari lalu. Sekarang, mereka sedang baku tembak dengan Kepolisian Haiti di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
Para pengunjuk rasa mencoba untuk melewati barisan polisi selama demonstrasi untuk menuntut pengunduran diri presiden Haiti Jovenel Moise, di jalan-jalan Petion Ville, Port-au-Prince, Haiti 11 Oktober 2019. Diketahui, beberapa pekan belakangan negara Haiti sedang dilanda aksi massa yang mendesak presiden negara tersebut untuk mengundurkan diri. REUTERS/Andres Martinez Casares
2. Siapa Pengganti Moise?
Seperti disebutkan sebelumnya, meninggalnya Moise menimbulkan kevakuman kekuasaan. Pemerintahan sekarang dijalankan oleh PM Claude Joseph di mana ia sendiri bukan PM tetap, melainkan pelaksana tugas. Ada kekhawatiran bakal terjadi kegaduhan politik untuk mencari presiden baru.
Sekarang, Status Darurat Nasional berlaku di Haiti. Segala kegiatan publik tak diperbolehkan ada dan warga diminta menetap di rumah. Status itu akan berlaku selama dua pekan, untuk mempermudah otoritas mencari kelompok yang mendalangi pembunuhan Jovenel Moise.
Khawatir akan potensi kerusuhan di Haiti, Republik Dominika memutuskan untuk menutup perbatasannya.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Gedung Putih pada perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat "Fourth of July" di Washington, AS, 4 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein/File Foto]
3. Bagaimana Tanggapan Komunitas Internasional?
Berbagai negara mengecam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Presiden Amerika Joe Biden, misalnya, menyebut pembunuhan Moise sebagai aksi yang keji. Adapun Amerika, yang juga pendonor utama Haiti, menyatakan siap memberikan bantuan jika diperlukan.
DK PBB dikabarkan bakal menggelar rapat pada Kamis ini untuk membahas pembunuhan Moise dan menentukan apa yang bisa mereka lakukan. Dulu, DK PBB menempatkan pasukan perdamaian di Haiti untuk mengawal pemulihan pasca mantan Presiden Jean -Bertrand Aristide digulingkan 204. Namun, pada 2019 lalu, mereka ditarik.
Jovonel Moise, Presiden Haiti. Sumber: Reuters
4. Seperti Apa Moise di Mata Rakyatnya?
Moise adalah figur yang tidak disukai oleh warga Haiti. Mereka berkali-kali meminta Moise untuk turun dari jabatannya. Namun, apabila mengacu pada konstitusi, masa kepemimpinannya akan berakhir tahun depan.
Di kalangan oposisi, Moise ditutuh membiarkan korupsi dan kekerasan merajalela di Haiti. Selain itu, ia juga dianggap tidak becus menjalankan pemerintahan. Alasannya, sejak memimpin di tahun 2017, Moise berkali-kali gagal menggelar pemilu daerah maupun nasional yang menyebabkan berbagai badan pemerintahan kosong.
Perkembangan terakhir, ia dikabarkan hendak mereformasi konstitusi akhir tahun ini. Oleh berbagai oposisi, ia dituduh hendak memperpanjang masa kepemimpinannya dan berubah menjadi pemimpin yang otoriter.
Seorang pengunjuk rasa menjarah barang dagangan di Port-au-Prince, Haiti, 11 Februari 2019. REUTERS/Jeanty Junior Augustin
5. Bagaimana Krisis di Haiti Sekarang?
Di bawah kepemimpinan Moise, Haiti menghadapi krisis ekonomi. Perekonomiannya turun 3,8 persen di tahun 2020 dan 60 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Situasi pandemi COVID-19 dan banyaknya aksi kekerasan di sana memperburuk situasinya. Hal itu bahkan sampai memblokir jalan Doctors Without Borders maupun Unicef untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Haiti. Alhasil, banyak warga Haiti yang kesulitan hidup, bahkan mengalami busung lapar serta malnutrisi.
Menurut laporan UNICEF, kurang lebih 86 ribu anak-anak berusia di bawah lima tahun mengalami malunutrisi akut di Haiti.
Baca juga: Misteri Penembak Presiden Haiti Terungkap: Berbahasa Inggris dan Spanyol
ISTMAN MP | REUTERS | CNNN