TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin militer Afganistan terkejut pasukan Amerika Serikat meninggalkan Pangkalan Udara Bagram tanpa memberitahu mereka dalam proses penarikan pasukan asing dari Afganistan.
Militer Afganistan baru mengetahui Amerika telah pergi dan mematikan listrik beberapa jam setelah meninggalkan pangkalan terbesar pasukan AS di Afganistan, yang telah dijadikan pusat operasi militer melawan Taliban di wilayah utara negara itu selama 20 tahun.
"Kami (mendengar) beberapa desas-desus bahwa Amerika telah meninggalkan Bagram...dan akhirnya pada pukul tujuh pagi, kami baru tahu bahwa itu telah dikonfirmasi," kata komandan baru pangkalan itu, Jenderal Mir Asadullah Kohistani, pada Selasa, dikutip dari RT, 7 Juli 2021.
Listrik telah dimatikan dan personel Amerika pergi selama lebih dari dua jam pada saat pasukan Afganistan tiba di pangkalan itu pada hari Jumat.
Militer AS mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka menyelesaikan sekitar lebih dari 90 persen penarikannya dari Afganistan, Reuters melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan, Komando Pusat AS mengatakan bahwa Amerika Serikat telah secara resmi menyerahkan tujuh fasilitas kepada kementerian pertahanan Afganistan.
Seorang pria Afganistan beristirahat di tokonya saat dia menjual barang bekas AS di luar pangkalan udara Bagram, 5 Juli 2021. [REUTERS/Mohammad Ismail]
Berlokasi satu jam di utara Kabul, Bagram selama hampir 20 tahun menjadi pusat perang Amerika di Afganistan.
Pangkalan udara itu kini sepi. Pasukan tempur AS terakhir telah pergi dan pemerintah Afganistan sedang mencoba mencari cara untuk menggunakan kompleks yang luas itu dan mencari strategi bagaimana mengamankannya dari serangan Taliban.
Pejabat Afganistan pada hari Senin mengakui bahwa mereka baru sekarang mendapatkan akses ke sebagian besar pangkalan, dan mencari tahu apa yang tersisa.
Seorang perwira senior mengatakan kepada CNN dia diberitahu pada Kamis lalu bahwa pasukannya memiliki waktu kurang dari 24 jam untuk mengamankan perimeter pangkalan.
Pasukan AS terakhir meninggalkan pangkalan pada hari Jumat. Beberapa tentara Afghanistan mengatakan bahwa mereka baru tahu bahwa orang Amerika akan pergi hari itu juga.
"Hanggar pesawat besar berwarna cokelat mustard tetap terkunci. Di antara peralatan yang tertinggal adalah sekitar 700 kendaraan: Humvee, truk pikap dan kendaraan 4x4, beberapa masih berserakan dengan makanan ringan Amerika yang setengah dimakan seperti Oreo dan botol soda yang dikonsumsi sebagian," lapor CNN.
Pangkalan Udara Bagram memiliki restoran cepat saji sendiri, seperti Burger King dan Popeye, stasiun radio, dan pusat perbelanjaan mini. Bahkan ada toko Harley Davidson di sini, kata laporan itu.
Kepergian mendadak militer AS mengkhawatirkan tentara Afghanistan yang saat ini kebingungan menghadapi serangan gerilyawan Taliban, tetapi juru bicara militer AS Kolonel Sonny Leggett bersikeras bahwa penyerahan banyak pangkalan telah berlangsung sejak pengumuman Presiden Joe Biden pada pertengahan April bahwa AS meninggalkan negara itu.
"Amerika telah mengoordinasikan keberangkatan pasukan AS di sana dengan para pemimpin Afganistan," katanya.
Sekarang sekitar 3.000 pasukan keamanan Afganistan menetap di Bagram. Pada hari Senin, sebuah delegasi dari Dewan Keamanan Nasional Afganistan mengunjungi pangkalan itu, mencari tahu bagaimana pangkalan itu dapat digunakan dalam pertempuran melawan Taliban yang bangkit kembali.
Personel keamanan Afganistan yang melarikan diri ke Tajikistan dibawa kembali untuk bergabung kembali dalam perang melawan gerilyawan Taliban, kata penasihat keamanan nasional Afganistan, dan sekitar 2.300 orang yang meninggalkan posisinya di seluruh negeri telah kembali bertugas, Reuters melaporkan.
Ratusan personel keamanan Afganistan mundur melintasi perbatasan Tajikistan-Afghanistan setelah Taliban bergerak maju di Afganistan utara, menggarisbawahi situasi yang memburuk dengan cepat ketika pasukan asing mendekati penarikan penuh setelah 20 tahun perang dan dengan negosiasi damai terhenti.
Seorang pria Afganistan beristirahat di tokonya saat dia menjual barang bekas AS di luar pangkalan udara Bagram, 5 Juli 2021. [REUTERS/Mohammad Ismail]
Di Tajikistan, sumber-sumber pemerintah yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa 127 personel pasukan keamanan Afganistan yang telah melintasi perbatasan pada hari Minggu telah diangkut ke kota terdekat untuk terbang kembali ke Afganistan.
Pelarian itu telah menimbulkan kekhawatiran di negara tetangga Afganistan di Asia Tengah. Tajikistan, bekas republik Uni Soviet, pada Senin memerintahkan mobilisasi 20.000 tentara cadangan untuk meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan dengan Afganistan.
Pada hari Selasa, Rusia, yang memiliki pangkalan militer besar di Tajikistan, mengatakan akan membantu menstabilkan perbatasan dengan Afganistan jika diperlukan. Helikopter militer Rusia di Tajikistan juga melakukan latihan.
"Mereka yang pergi ke Tajikistan akan kembali dan sekali lagi akan melayani rakyat dan membela Faizabad," kata Penasihat Keamanan Nasional Afganistan Hamdullah Mohib pada Selasa malam.
Faizabad adalah ibu kota provinsi utara Badakhshan, yang berbatasan dengan Tajikistan, dari mana tentara Afganistan melarikan diri pada hari Minggu setelah Taliban membuat keuntungan teritorial yang cepat.
Gerilyawan Taliban telah merebut 26 dari 28 distrik di provinsi itu, menurut seorang anggota parlemen lokal, tiga distrik di antaranya dikuasai tanpa perlawanan.
Para pejabat militer Barat mengatakan pasukan pemberontak telah merebut lebih dari 100 distrik di Afganistan, tetapi Taliban mengatakan mereka menguasai lebih dari 200 distrik di 34 provinsi yang mencakup lebih dari separuh wilayah Afganistan.
Baca juga: Taliban Mau Ajukan Proposal Perdamaian Baru ke Pemerintah Afganistan
RT | CNN | REUTERS