TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping merayakan 100 tahun Partai Komunis Cina dengan ancaman. Dikutip dari kantor berita Reuters, Ia memperingatkan negara-negara yang bermusuhan dengan Cina untuk tidak mencari gara-gara. Jika tidak, Xi Jinping mengatakan Cina bakal "membenturkan kepala" mereka.
"Negara manapun yang berani mencari gara-gara dengan kami akan mendapati kepala mereka dibenturkan ke dinding besi yang dibangun 1,4 miliar warga Cina," ujar Xi Jinping dalam pidato satu jamnya di alun-alun Tiananmen, Kamis, 1 Juli 2021.
Selain menebar ancaman ke negara-negara yang bermasalah dengan Cina, Xi Jinping juga menyampaikan visinya soal "Dunia Baru". Ia berkata, Cina tidak hanya akan menghancurkan "Dunia Lama", tetapi juga menciptakan "Dunia Baru".
Dunia Baru, dalam visi Xi Jinping, akan dicapai dengan reunifikasi Cina dan modernisasi militernya. Reunifikasi berkaitan dengan bersatunya kembali negara-negara yang selama ini mengklaim independen dari Cina. Dalam hal ini, negara tersebut adalah Hong Kong dan Taiwan.
Hong Kong bisa dikatakan sudah berada dalam pengaruh Cina. Sejak UU Keamanan Nasional Hong Kong disahkan oleh Parlemen Cina, tekanan terhadap kelompok pro demokrasi diperkuat. Mereka yang bertentangan ditangkap sementara yang berada di tubuh pemerintahan disingkirkan. Bahkan, sekarang seorang pejabat pemerintahan di Hong Kong harus bisa membuktikan bahwa mereka seorang "Patriot", pro-Cina.
Taiwan dalam situasi yang berbeda. Negara itu masih bertahan dengan sikapnya terpisah, merdeka dari Cina. Cina berupaya memprovokasi dengan beberapa kali menggelar latihan militer bersama di Selat Taiwan atau mengirimkan pasukan jet tempurnya ke wilayah penerbangan negara itu. Taiwan, dalam hal ini, mendapat bantuan Amerika untuk bertahan.
"Semua putra-putri Cina, termasuk kompatriot di Taiwan. harus bekerjasama menuju solidaritas. Hajar segala upaya kemerdekaan Taiwan," ujar Xi Jinping.
Sementara itu, soal militer, Xi Jinping menegaskan kembali soal perlunya modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata. Ia tidak menyampaikan detilnya, namun sudah bukan rahasia umum bahwa Cina memperkuat pengaruh militernya di kawasan Indo-Pasifik seperti membangun pangkalan militer di Spratley.
Profesor Manajemen Publik dari Beijing Normal University, Tang Renwu, menyatakan pidato Xi Jinping adalah upayanya untuk tampil tangguh di depan negara-negara Barat. "Respon ia yang lebih tegas dibanding biasaya bertujuan untuk membangun semangat patriotisme dan nasionalisme di antara warga Cina," ujarnya.
Baca juga: Cina Sebut G7 Melakukan Manipulasi Politik untuk Sudutkan Negaranya
ISTMAN MP | REUTERS