TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Pusat Rusia, Kremlin, memasang ekspektasi rendah perihal pertemuan Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin di Jenewa, Rabu esok. Dikutip dari kantor berita Reuters, Kremlin mengatakan pertemuan besok belum tentu memberikan hasil atau kesepakatan yang diharapkan. Walau begitu, kata Kremlin, apapun yang dibicarakan Biden dan Putin akan tetap bermanfaat nantinya.
Penasihat luar negeri Putin, Yuri Ushakov, mengatakan hal senada. Walau begitu, ia mengungkapkan ada beberapa tema yang akan dibahas Putin bersama Biden. Empat di antaranya adalah kebijakan nuklir, perubahan iklim, keamanan siber, dan juga pertukaran tahanan Amerika serta Rusia.
"Saya tidak yakin bakal ada kesepakatan apapun. Walau begitu, saya tetap melihat pertemuan tersebut dengan optimisme," ujar Ushakov, Selasa, 15 Juni 2021.
Sebelumnya, Putin mengatakan bahwa hubungan Rusia dan Amerika saat sedang berada dalam fase terburuknya. Oleh karenanya, pertemuan dengan Joe Biden diharapkannya bisa memperbaiki hubungan kedua negara agar keluar dari titik kritis.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada personel Angkatan Udara AS dan keluarga mereka yang ditempatkan di RAF Mildenhall, menjelang KTT G7, dekat Mildenhall, Inggris, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menyatakan hal senada. Pekan lalu, ia mengatakan Putin setujui menemui Biden karena hubungan Amerika - Rusia perlu diperbaiki. Jika tidak, maka yang akan terjadi berikutnya adalah hubungan yang kian buruk dan merugikan kedua belah pihak.
Joe Biden, yang pernah menyebut Vladimir Putin sebagai pembunuh, sudah menegaskan bahwa dirinya akan blak-blakan ketika bertemu Putin. Isu-isu sensitif akan ia singgung mulai dari isu peretesan hingga hak asasi manusia.
"Saya menuju ke G7, kemudian ke menteri NATO dan kemudian bertemu dengan Tuan Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui," kata Biden pekan lalu.
Per berita ini diutlis, adminitrasi Joe Biden sudah menerapkan sejumlah sanksi ke Rusia. Salah satunya berkaitan dengan dugaan campur tangan di Pilpres Amerika, pendudukan Krimea, dan serangan siber ke SolarWinds. Serangan siber ke SolarWinds menyebabkan data-data sensitif pemerintah bocor ke peretas yang disebut asal Rusia.
Baca juga: Putin Akui Hubungan Rusia dengan Amerika Berada pada Fase Terburuk
ISTMAN MP | REUTERS