TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengakui hubungan Rusia dan Amerika Serikat saat ini sedang berada pada fase terburuknya dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu untuk pertama kali sebagai kepala negara di Jenewa, Swiss, pada 16 Juni.
Gedung Putih mengatakan Biden akan membawa isu serangan ransomware dari Rusia, ancaman agresi Rusia terhadap Ukraina, penahanan aktivis pro-demokrasi, dan beberapa isu lain yang menghantui hubungan dua negara, dikutip dari Reuters, 12 Juni 2021.
"Kami memiliki hubungan bilateral yang telah memburuk ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir," kata Putin dalam wawancara dengan NBC yang ditayangkan pada Jumat.
Pada kesempatan terpisah, juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov, juga menggemakan hal serupa saat wawancara dengan CNN pada Jumat.
"Alasan utama dia (Putin) pergi menemui Biden, adalah buruknya hubungan antara kedua negara kita. Dan tingkat kritis dari hubungan ini yang menuntut pertemuan puncak antara kedua negara kita karena ini adalah satu-satunya cara...ntuk mencegah degradasi lebih lanjut dari dialog kami," kata Peskov kepada CNN.
AS mengumumkan sanksi besar-besaran pada bulan April, menghukum Rusia karena campur tangannya dalam pemilihan AS 2020, pendudukannya atas Krimea, dan serangan siber SolarWinds, salah satu pelanggaran data terburuk yang pernah menimpa pemerintah AS.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada personel Angkatan Udara AS dan keluarga mereka yang ditempatkan di RAF Mildenhall, menjelang KTT G7, dekat Mildenhall, Inggris, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]
Biden mengatakan kepada hanggar pasukan AS pada Rabu, bahwa dia berada di Eropa untuk membela konsep demokrasi dan memperingatkan Putin bahwa dia berencana untuk mengangkat masalah sensitif selama obrolan mereka.
"Saya menuju ke G7, kemudian ke menteri NATO dan kemudian bertemu dengan Tuan Putin untuk memberi tahu dia apa yang saya ingin dia ketahui," kata Biden.
Putin membandingkan Biden dengan mantan Presiden Donald Trump.
Ia memuji Trump sebagai "individu yang luar biasa, individu yang berbakat," sementara mengatakan Biden, sebagai politisi karir yang "sangat berbeda" dari Trump.
Ditanya tentang Biden yang menyebutnya sebagai pembunuh dalam sebuah wawancara pada Maret, Putin mengatakan dia telah mendengar puluhan tuduhan semacam itu. "Ini sama sekali bukan sesuatu yang saya khawatirkan," kata Putin.
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov ditarik dari Washington setelah Biden menyebut Putin sebagai pembunuh pada Maret. Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan meninggalkan Moskow setelah Rusia menyarankan agar dia kembali ke Washington untuk berkonsultasi.
Joe Biden, pada awal kunjungan delapan hari ke Eropa minggu ini, mengatakan, "Kami tidak mencari konflik dengan Rusia."
"Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi ...tapi saya sudah jelas: Amerika Serikat akan merespons dengan cara yang kuat dan terukur jika pemerintah Rusia terlibat dalam kegiatan berbahaya," katanya.
Putin ditanya tentang beberapa pembangkang Rusia yang kematiannya dituduh dilakukan oleh Moskow, termasuk mantan mata-mata KGB Alexander Litvinenko yang diracun pada tahun 2006.
Putin menolak tuduhan itu. Dia mengatakan beberapa dari mereka yang bertanggung jawab atas kematian berada di penjara.
Mengenai masalah serangan ransomware baru-baru ini yang dilacak Amerika Serikat berasal dari Rusia, Putin membantah mengetahui peretasan itu dan meminta Biden untuk mencapai kesepakatan dengannya untuk ranah dunia maya, kata NBC News.
Putin juga menepis laporan di Washington Post minggu ini bahwa Rusia sedang bersiap untuk memasok Iran dengan satelit canggih yang akan memungkinkannya melacak target militer potensial di Timur Tengah.
"Itu hanya berita palsu. Paling tidak, saya tidak tahu apa-apa tentang hal semacam ini," kata Putin kepada NBC News, dan menyebutnya berita itu "sampah omong kosong."
Baca juga: Vila Abad ke-18 di Swiss Akan Menjadi Tempat Pertemuan Joe Biden dan Putin
REUTERS | NBC | CNN