TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial Facebook berencana mengakhiri kebijakan dan fitur istimewa yang selama ini mereka berikan kepada politisi. Salah satunya adalah soal moderasi. Ke depannya, postingan dari politisi tidak akan lagi bebas dari moderasi untuk menghindari penyebaran klaim atau berita yang tak akurat.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, keputusan itu diambil Facebook sebagai respon atas kasus Donald Trump. Sebagaimana diketahui, mantan Presiden Amerika tersebut kerap menggunakan media sosial untuk menggerakkan pendukungnya. Sayangnya, Trump beberapa kali menggunakan materi yang tidak akurat dan provokatif yang puncaknya menyebabkan kerusuhan di US Capitol pada Januari lalu.
Facebook sudah menghukum Trump dengan memblokir akunnya tanpa batas waktu. Namun, Dewan Pengawas Facebook, yang berperan dalam moderasi konten, meminta para pengguna biasa dan politisi mendapat perlakuan serta sanksi yang sama demi keadilan. Selain itu, mereka meminta Facebook untuk bertindak lebih cepat dan mengesampingkan nilai berita jika postingan politisi dianggap berbahaya.
"Unsur nilai berita tidak boleh dijadikan prioritas ketika keputusan segera dibutuhkan di platform untuk mencegah dampak yang lebih parah," ujar Dewan Pengawas Facebook dalm rekomendasinya, dikutip dari Reuters, Jumat, 4 Juni 2021.
Per berita ini ditulis, Facebook belum memberikan komentar lebih lanjut atas pengakhiran tersebut. Jika terealisasi, maka hal ini bakal menjadi perubahan sikap dari bos Facebook, Mark Zuckerberg.
Sebelumnnya, Zuckerberg beberapa kali berargumen bahwa tidak seharusnya Facebook memoderasi konten-konten dari politisi, apalagi jika memiliki nilai berita. Namun hal itu berujung pada berbagai politisi menyalahgunakan akun Facebooknya untuk kepentingan pribadi.
Sikap Zuckerberg itu beberapa kali diprotes karena dianggap membiarkan disinformasi atau konten-konten menyesatkan. Sialnya, ketika aksi tegas diberikan kepada Donald Trump, gantian Facebook dikritik karena dianggap memberangus kebebasan berpendapat dengan memblokir akun.
Baca juga: Halaman Blog Donald Trump Dihapus dari Situs Webnya
ISTMAN MP | REUTERS