Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jerman Minta Maaf Atas Pembantaian Terhadap Orang-orang Namibia

image-gnews
Tengkorak manusia dari orang-orang etnis Herero dan Nama ditampilkan dalam sebuah upacara di Berlin, Jerman, 29 Agustus 2018, untuk menyerahkan sisa jasad dari Jerman ke Namibia setelah genosida 1904-1908 terhadap Herero dan Nama. [REUTERS / Christian Mang]
Tengkorak manusia dari orang-orang etnis Herero dan Nama ditampilkan dalam sebuah upacara di Berlin, Jerman, 29 Agustus 2018, untuk menyerahkan sisa jasad dari Jerman ke Namibia setelah genosida 1904-1908 terhadap Herero dan Nama. [REUTERS / Christian Mang]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman pada Jumat meminta maaf atas pembantaian orang-orang dari suku Herero dan Nama di Namibia era kolonial seabad lebih lalu.

Permintaan maaf ini sekaligus pengakuan resmi pertama Jerman atas genosida dan setuju untuk mendanai proyek miliaran euro.

Tetapi kepala suku Herero Vekuii Rukoro menolak kesepakatan pemerintah Jerman dan Namibia karena tidak termasuk pembayaran kompensasi atas pembantaian.

"Itu adalah kesepakatan kucing dalam karung alih-alih ganti rugi atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Rukoro, mengacu pada komitmen Jerman untuk mendanai 1,1 miliar euro (Rp 19,2 triliun) proyek rekonstruksi dan pembangunan di Namibia, dikutip dari Reuters, 28 Mei 2021.

"Tidak ada orang Afrika yang menghargai diri sendiri akan menerima penghinaan seperti itu di zaman sekarang ini dari apa yang disebut sebagai bangsa Eropa yang beradab," tegasnya.

Tentara Jerman membunuh sekitar 65.000 Herero dan 10.000 Nama dalam kampanye militer 1904-1908 setelah pemberontakan melawan perampasan tanah oleh penjajah dalam apa yang oleh para sejarawan dan PBB telah lama disebut sebagai genosida pertama abad ke-20.

Meskipun sebelumnya Jerman telah mengakui "tanggung jawab moral" atas pembunuhan tersebut, Jerman telah menghindari permintaan maaf resmi atas pembantaian tersebut untuk menghindari klaim kompensasi.

Dalam pernyataan yang mengumumkan kesepakatan dengan Namibia setelah lebih dari lima tahun perundingan, Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan peristiwa masa kolonial Jerman harus dicap sebagai catatan yang tidak boleh diabaikan.

"Kami sekarang juga akan secara resmi menyebut peristiwa-peristiwa ini dari sudut pandang hari ini: genosida," kata Maas.

"Demi kejelasan sejarah dan tanggung jawab moral Jerman, kami akan meminta pengampunan dari Namibia dan keturunan para korban," katanya.

Pendanaan Jerman akan secara langsung menguntungkan komunitas yang terkena dampak genosida, katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media Namibia melaporkan pada hari Kamis bahwa uang tersebut akan mendukung infrastruktur, perawatan kesehatan dan program pelatihan selama 30 tahun.

Anne Marcus, seorang Jerman berusia 34 tahun yang tinggal di Namibia, mengatakan dia curiga dengan pengumuman itu karena itu terjadi pada saat Namibia sedang rentan secara finansial.

"Saya pikir ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Jerman untuk bertindak dan menyetujui sesuatu, mengetahui bahwa ada kemungkinan bagi Namibia untuk menerima tawaran apa pun yang datang kepada mereka. Jadi saya tidak sepenuhnya yakin keadilan telah diberikan," katanya .

Negara Afrika barat daya itu mengalami kontraksi ekonomi terburuk dengan rekor 8% pada tahun 2020 karena dilanda pandemi virus corona.

Bulan lalu, Namibia menerima dana pertama kalinya dari IMF untuk mengatasi posisi fiskal negara yang memburuk.

Jerman, yang kehilangan semua wilayah kolonialnya setelah Perang Dunia Pertama, adalah kekuatan kolonial terbesar ketiga setelah Inggris dan Prancis. Namun, masa kolonialnya diabaikan selama beberapa dekade sementara sejarawan dan politisi lebih fokus pada warisan kejahatan Nazi, termasuk Holocaust.

Pada 2015, Jerman memulai negosiasi formal dengan Namibia atas masalah ini dan pada 2018 mengembalikan tengkorak dan sisa jasad suku yang dibantai lainnya yang digunakan dalam eksperimen era kolonial untuk menegaskan klaim superioritas rasial bangsa Eropa.

Baca juga: Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

12 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

18 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

1 hari lalu

Seorang pria Palestina membawa karung tepung di luar pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 17 Januari 2018. AS adalah donor terbesar (U.N. Relief and Welfare Agency) UNRWA selama beberapa dekade. REUTERS/Mohammed Salem
Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

1 hari lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.


Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

2 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b


Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

2 hari lalu

Perpustakaan Stuttgart. (Unsplash.com/Gabriell Sollman)
Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.


Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

3 hari lalu

Slobodan Milosevic [Strategic Culture Foundation]
Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan beberapa negara ke ICC atas genosida Gaza, Palestina. Berikut pemimpin dunia pernah diadili ICC?


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

8 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

8 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.