TEMPO.CO, Jakarta - Situasi pandemi COVID-19 di India kian genting dengan menipisnya persediaan vaksin. Bahkan, di pusat kegiatan ekonomi Mumbai, vaksin COVID-19 sudah habis yang memaksa seluruh tempat vaksinasi di sana tutup operasi.
Di saat bersamaan, angka kasus COVID-19 harian masih berada di kisaran 300 ribu kasus per hari. Menurut laporan Reuters, Jumat, 30 April 2021, India mencatatkan 386.452 kasus baru dan 3.498 kematian dalam 24 jam terakhir. Total nasional, India memiliki 18,7 juta kasus dan 208 ribu kematian akibat COVID-19 berdasarkan data Worldometer.
"Semua pusat vaksinasi di Mumbai akan tutup untuk tiga hari ke depan per Jumat ini karena habisnya stok vaksin COVID-19," menurut keterangan pemerintah setempat.
Secara nasional, India baru menyuntikkan kurang lebih 150 juta dosis vaksin COVID-19 terhadap warganya. Angka tersebut setara 11,5 persen dari total populasi India yang mencapai 1,4 miliar penduduk. Adapun jumlah penduduk yang telah menerima dua dosis ada 25 juta.
Menipisnya persediaan vaksin COVID-19 di India tak lepas dari habisnya bahan baku produksi vaksin di sana. Padahal, vaksinasi menjadi andalan India selama ini untuk menekan pandemi. Oleh karena itu, mereka harus mulai mencari bantuan bahan baku ataupun vaksin COVID-19 dari luar.
Reuters mengabarkan, India telah melobi berbagai negara untuk bisa mendapatkan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar. Salah satunya adalah Amerika yang berniat menyumbangkan 60 juta dosis vaksin AstraZeneca-nya ke berbagai negara. PM India Narendra Modi dikabarkan melobi Presiden Joe Biden untuk bisa mendapatkan porsi terbesar dari donasi itu.
Kerabat menurunkan jenazah seseorang yang meninggal akibat Covid-19 ke dalam kuburan, di sebuah pemakaman di New Delhi, India, Kamis, 29 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi
Kondisi itu jelas ironis dengan status India dulu. Sebelum pandemi meledak, 60 persen produksi vaksin global dikuasai oleh India. India memiliki salah satu produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India (SII). Ketika WHO membentuk COVAX untuk meratakan distribusi vaksin, SII langsung digandeng untuk meningkat produksi vaksin.
Janji India kepada WHO, SII bakal memproduksi 200 juta dosis vaksin COVID-19 untuk 92 negara. Namun, gelombang kedua Pandemi COVID-19 merusak rencana itu. Sekarang gantian India yang membutuhkan bantuan karena stok vaksin COVID-19 yang ada sekarang tak cukup untuk kelompok prioritas maupun non-prioritas.
Penasihat Sains Pemerintah India, K. Vijay Raghavan, menyalahkan pemerintahannya sendiri soal buruknya situasi di India. Menurutnya, andaikan Pemerintah India tidak lengah ketika pandemi menurun di gelombang pertama, gelombang kedua bisa dihindari. Vaksinasi COVID-19 digenjot, menurutnya, tak akan sepenuhnya memecahkan masalah.
"Pada gelombang pertama ada upaya dari pemerintah pusat untuk memperkuat rumah sakit dan infrastruktur kesehatan. Namun, begitu gelombang pertama mereda, sense kedaruratan mereka juga berkurang."
"Mustahil meningkatkan kapasitas sistem kesehatan publik yang ada dalam waktu setahun untuk mengimbangi apa yang kita hadapi sekarang," ujar Raghavan pesimistis soal pandemi COVID-19 di India.
Baca juga: Warga India Patungan Sewa Jet Pribadi untuk Pergi ke Dubai
ISTMAN MP | REUTERS