TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan dengan hari ini, pada 30 April 1945, Adolf Hitler dikabarkan tewas setelah melakukan aksi bunuh diri dengan menembakkan peluru senjata api ke kepalanya sendiri. Hitler mengakhiri hidupnya saat ia masih berstatus pengantin anyar dan baru menikah sehari sebelumnya. Bahkan istrinya, Eva Braun juga ditemukan tewas bersama pemimpin Partai Nazi itu dan juga melakukan bunuh diri dengan menelan pil sianida. Keduanya tewas dalam bunker-nya di Berlin, Jerman.
Adolf Hitler merupakan Kanselir Jerman, semacam perdana menteri, dari 1933 sampai akhir hidupnya, dan dikenal sebagai pemimpin Nazi yang diktator. Bunuh diri tersebut ternyata telah direncanakan, bahkan melalui instruksi lisan maupun secara tertulis, sebelum bunuh diri Hitler meminta agar jenazahnya dibakar. Setelah tewas, Sore itu Jenazah Hitler dan istrinya digotong keluar dari bunker melalui pintu darurat, kedua jenazah tersebut kemudian disiram menggunakan bensin dan disulut api di taman Kanselari Reich.
Baca Juga:
Menurut catatan arsip Soviet, disebutkan bahwa jenazah Hitler dan istrinya dibakar tak sampai jadi abu, jasadnya yang hampir hangus itu kemudian dimakamkan. Pada 1970 makam Hitler digali dan jasadnya dikremasi sebelumnya akhirnya abunya disebar.
Namun kematian Hitler menimbulkan kontroversi, banyak sumber yang menjelaskan terkait penyebab kematian diktator Nazi tersebut, beberapa informasi mengatakan bahwa Hitler mati bukan karena tembakan di kepala tetapi menelan racun sianida seperti yang dilakukan istrinya. Tetapi informasi lain menyebutkan Hitler tewas setelah menembak dirinya sendiri saat menggigit kapsul sianida.
Belakangan sejarawan kontemporer menolak kisah-kisah tersebut dan menganggap sebagai propaganda Soviet. Selain itu, informasi lain menyebutkan, seorang saksi mata menyatakan bahwa Hitler mati setelah menembakkan peluru ke dalam mulutnya, namun kesaksian tersebut terbukti mustahil.
Bunuh diri Hitler ditengarai oleh kalahnya pasukan Nazi di medan Perang Dunia II. Pada pukul 01.00 dini hari 30 April 1945, Jenderal Wilhelm Keitel melaporkan kepada Hitler bahwa seluruh pasukan andalannya untuk mengamankan Berlin telah dikepung. Mendekati pagi hari, Jenderal Helmuth Weidling, Komandan Daerah Pertahanan Berlin mengatakan kepada Hitler bahwa pasukan Jerman kemungkinan akan kehabisan amunisi pada malam hari, itu artinya perlawanan Berlin akan berakhir dalam 24 jam ke depan.
Selanjutnya pada pukul 13.00, Weidling yang sebelumnya mengajukan diri untuk melarikan diri mendapat izin dari Hitler untuk menyelamatkan diri. Saat makan siang, Hitler dan istrinya bahkan mengucapkan selamat tinggal kepada penghuni bunker. Lalu sekitar pukul 14.30, Hitler dan istrinya memasuki ruang kerja pribadi Hitler. Sejumlah saksi melaporkan bahwa mereka mendengar suara tembakan keras sekira pukul 14.30. Pelayan Hitler, Heinz Linge ditemani oleh Bormann memeriksa ruang kerja pribadi Hitler tersebut beberapa saat kemudian, mereka mencium aroma seperti kacang almon terbakar. Bau tersebut identik dengan asam prusik, yaitu bentuk cair hidrogen sianida.
Ajudan Hitler, SS-Sturmbannführer Otto Günsche, memeriksa ruang kerja dan mendapati jenazah Hitler duduk di sofa bersama istrinya dengan darah menggenang yang menetes dari pelipis kanan Hitler, kepalanya tergeletak di atas meja. Pemimpin Nazi tersebut menembak dirinya dengan pistol Walther PPK 7.65, pistol tersebut tergeletak di sebelah kaki Hitler. Sementara Eva Hitler, tewas dengan kedua kaki terangkat di sebelah kiri Hitler dengan wajah yang menunjukkan seakan ia tewas oleh sianida. Günsche meninggalkan ruangan tersebut dan mengumumkan Hitler dan istrinya telah tewas.
Kerahasiaan dalam proses investigasi kematian Hitler telah mengilhami timbulnya berbagai teori konspirasi. Akhir 1940-an dan 1950-an, FBI dan CIA mendokumentasikan banyak petunjuk yang memunculkan dugaan bahwa Hitler masih hidup, namun tidak ada yang mempercayai dokumen tersebut. Dokumen-dokumen itu dibongkar kerahasiaannya berdasarkan Undang-Undang Pengungkapan Kejahatan Perang Nazi, dan dirilis secara daring awal 2010-an.
Pada 29 Desember 1949, sebuah dokumen rahasia diserahkan kepada Stalin, dokumen tersebut memuat hasil interogasi anggota Nazi di Führerbunker, termasuk Günsche dan Linge. Sejarawan barat diperbolehkan mengakses arsip lama Uni Soviet sejak 1991, namun dokumen rahasia tersebut tetap tidak ditemukan selama 12 tahun, dan kemudian pada 2005, buku tersebut diterbitkan dengan judul The Hitler Book.
Pada 1968, jurnalis Soviet Lev Bezymenski menerbitkan bukunya yang menjabarkan perincian autopsi Adolf Hitler. Bezymenski kemudian mengakui bahwa buku tersebut merupakan “kebohongan yang disengaja”, sama halnya dengan teori tewasnya Hitler akibat keracunan atau coup de grâce.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Cerita Perempuan Yahudi yang Pernah Jadi Tetangga Adolf Hitler