TEMPO.CO, Jakarta - Situasi pandemi COVID-19 di India kian genting. Gelombang kedua menyebabkan angka kasus harian di sana terus naik. Perkembangan terbaru, India mencatatkan 352 ribu kasus dan 2812 kematian akibat COVID-19 di mana merupakan rekor tertinggi di dunia saat ini. Malah, sepekan terakhir, India memecahkan rekor angka kasus harian COVID-19 tertinggi selama lima kali berturut-turut.
Imbas dari situasi itu, sistem kesehatan di India nyaris kolaps. Berbagai rumah sakit kehabiskan oksigen, tempat tidur, ataupun ruang perawatan intensif. Beberapa rumah sakit bahkan harus memulangkan beberapa pasien agar ada cukup ruang untuk mereka yang kondisinya lebih kritis atau mengantri di luar . Penampakan itu salah satunya terjadi di New Delhi.
"Situasi di New Delhi genting di mana juga dalam situasi lockdown hingga 3 Mei dan menghadapi kekurangan oksigen bantuan. Delhi tidak memproduksi oksigen bantuannya sendiri melainkan bergantung pada bantuan pusat," ujar Perdana Menteri Delhi, Arvind Kejriwal, Senin, 26 April 2021.
Sebagai gambaran betapa parahnya situasi di India, pada Ahad kemarin 20 pasien di New Delhi meninggal akibat kekurangan oksigen bantuan. Beberapa rumah sakit di New Delhi sudah meminta Pemerintah Pusat untuk segera mengirimkan oksigen bantuan, namun proses itu tidak secepat harapan.
Seorang pria dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di dalam mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah penyebaran COVID-19 di Ghaziabad, India, 24 April 2021. REUTERS/Danish Siddiqui
PM India Narendra Modi menjanjikan administrasinya bakal membangun 551 alat produksi oksigen bantuan. Mesin-mesin produksi itu, janji Modi, bakal berada di seluruh distrik. Walau begitu, tak semua mengandalkan apa yang ia sampaikan dan memilih mengandalkan pasar gelap untuk mendapatkan tabung oksigen bantuan.
"Setelah sukses menangani gelombang pertama, moral negeri ini begitu tinggi, penuh rasa percaya diri. Namun, 'badai' COVID-19 telah menggoncang negeri ini," ujar Modi.
Merespon situasi di India, berbagai negara bersiap memberikan bantuan. Amerika, pada Ahad kemarin, berjanji bakal mengirimkan alat pelindung diri, peralatan medis, test kit, ventilator, dan masih banyak lagi. Penasihat Medis Gedung Putih Antony Fauci pun menyatakan pengiriman surplus vaksin AstraZeneca ke India tengah dipertimbangkan.
Perdana Menteri India Narendra Modi menerima dosis COVAXIN, vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam negeri oleh Bharat Biotech India dan Dewan Riset Medis India, di rumah sakit All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di New Delhi , India, 1 Maret 2021.[Biro Informasi Pers India melalui REUTERS]
Hal senada dilakukan oleh Inggirs yang bakal mengirimkan 600 perlengkapan medis ke India, termasuk konsentrator oksigen dan ventilator. Adapun bantuan itu, kata Pemerintah Inggris, adalah permintaan langsung dari Modi dan dijadwalkan tiba Selasa esok.
Tetangga dekat India, Pakistan, tak ketinggalan. Meski keduanya memiliki sejarah hubungan buruk, Pakistan memutuskan untuk tetap mengirim ventilator, alat pelindung diri, dan obat-obatan atas rasa solidaritas.
"Kami ingin menyampaikan solidaritas kami terhadap warga India seiring dengan gelombang baru COVID-19 yang tengah mereka hadapi. Doa kami untuk warga India agar mereka segera pulih dari pandemi ini," ujar PM Pakistan Imran Khan.
Baca juga: Bentuk Solidaritas, Burj Khalifa Menyala Dengan Warna Bendera India
ISTMAN MP | CNN