TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi, dengan mengatakan bahwa mereka mendukung minoritas Muslim, dalam apa yang dilihat para analis sebagai upaya untuk memperkuat basis garis keras mereka setelah pemilihan umum dimulai pekan lalu.
India mulai memberikan suara pada Jumat pekan lalu dalam pemilu tujuh tahap di mana Modi berupaya mendapatkan masa jabatan ketiga berturut-turut, dengan kampanye yang sejauh ini sebagian besar berfokus pada catatan pertumbuhan dan kesejahteraan serta popularitas pribadinya.
Namun dalam pidatonya pada Minggu, Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" yang memiliki "lebih banyak anak", menghubungkan komentar tersebut dengan apa yang ia sebut sebagai rencana pemilu partai oposisi utama Kongres untuk mendistribusikan kembali kekayaan umat Hindu di kalangan umat Islam.
Partai Kongres membantah memberikan janji tersebut dan mengajukan petisi kepada Komisi Pemilihan Umum untuk bertindak melawan Modi, yang menurut survei akan memenangkan mayoritas, meskipun para analis mengatakan partainya ingin menghindari kemungkinan kelelahan pemilih dan terlalu percaya diri.
Pernyataan kontroversial tersebut merupakan “penyimpangan” yang tidak biasa dari praktik yang biasa dilakukan Modi karena ia jarang menargetkan umat Islam secara langsung, kata Hilal Ahmed, seorang analis politik di Pusat Studi Masyarakat Berkembang di Delhi.
Hal ini menyusul rendahnya jumlah pemilih di daerah-daerah di mana Partai Bharatiya Janata (BJP) berhasil meraih kesuksesan pada 2019, tambahnya.
“Rendahnya jumlah pemilih berarti bahwa pemilih BJP yang berkomitmen belum muncul,” kata Ahmed. "Mereka jelas menginginkan pemilih yang berkomitmen untuk keluar. Itulah alasan penyimpangan ini."
Komentar mengenai redistribusi kekayaan kepada umat Islam didukung dan diperkuat pada hari Senin oleh anggota BJP, termasuk rekan kabinet Modi yang berpengaruh, Menteri Dalam Negeri Amit Shah, yang menyebutkan hal ini dalam pidato kampanye.
Modi kembali menyampaikan klaimnya pada Selasa, sehari setelah berbicara tentang kemajuan yang dicapai umat Islam selama 10 tahun pemerintahannya.
Di negara bagian selatan Karnataka, yang separuh penduduknya memberikan suara pada hari Jumat dalam pemilu India tahap kedua, para anggota BJP melancarkan protes terhadap pembunuhan seorang wanita Hindu oleh seorang pria Muslim yang terjadi pekan lalu.
Mereka mengatakan insiden tersebut adalah sebuah contoh dari "jihad cinta", sebuah istilah yang digunakan kelompok Hindu untuk menuduh laki-laki Muslim melakukan kampanye yang memikat perempuan Hindu untuk masuk Islam dengan janji pernikahan.