Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerdana Menteri India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi, dengan mengatakan bahwa mereka mendukung minoritas Muslim, dalam apa yang dilihat para analis sebagai upaya untuk memperkuat basis garis keras mereka setelah pemilihan umum dimulai pekan lalu.

India mulai memberikan suara pada Jumat pekan lalu dalam pemilu tujuh tahap di mana Modi berupaya mendapatkan masa jabatan ketiga berturut-turut, dengan kampanye yang sejauh ini sebagian besar berfokus pada catatan pertumbuhan dan kesejahteraan serta popularitas pribadinya.

Namun dalam pidatonya pada Minggu, Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" yang memiliki "lebih banyak anak", menghubungkan komentar tersebut dengan apa yang ia sebut sebagai rencana pemilu partai oposisi utama Kongres untuk mendistribusikan kembali kekayaan umat Hindu di kalangan umat Islam.

Partai Kongres membantah memberikan janji tersebut dan mengajukan petisi kepada Komisi Pemilihan Umum untuk bertindak melawan Modi, yang menurut survei akan memenangkan mayoritas, meskipun para analis mengatakan partainya ingin menghindari kemungkinan kelelahan pemilih dan terlalu percaya diri.

Pernyataan kontroversial tersebut merupakan “penyimpangan” yang tidak biasa dari praktik yang biasa dilakukan Modi karena ia jarang menargetkan umat Islam secara langsung, kata Hilal Ahmed, seorang analis politik di Pusat Studi Masyarakat Berkembang di Delhi.

Hal ini menyusul rendahnya jumlah pemilih di daerah-daerah di mana Partai Bharatiya Janata (BJP) berhasil meraih kesuksesan pada 2019, tambahnya.

“Rendahnya jumlah pemilih berarti bahwa pemilih BJP yang berkomitmen belum muncul,” kata Ahmed. "Mereka jelas menginginkan pemilih yang berkomitmen untuk keluar. Itulah alasan penyimpangan ini."

Komentar mengenai redistribusi kekayaan kepada umat Islam didukung dan diperkuat pada hari Senin oleh anggota BJP, termasuk rekan kabinet Modi yang berpengaruh, Menteri Dalam Negeri Amit Shah, yang menyebutkan hal ini dalam pidato kampanye.

Modi kembali menyampaikan klaimnya pada Selasa, sehari setelah berbicara tentang kemajuan yang dicapai umat Islam selama 10 tahun pemerintahannya.

Di negara bagian selatan Karnataka, yang separuh penduduknya memberikan suara pada hari Jumat dalam pemilu India tahap kedua, para anggota BJP melancarkan protes terhadap pembunuhan seorang wanita Hindu oleh seorang pria Muslim yang terjadi pekan lalu.

Mereka mengatakan insiden tersebut adalah sebuah contoh dari "jihad cinta", sebuah istilah yang digunakan kelompok Hindu untuk menuduh laki-laki Muslim melakukan kampanye yang memikat perempuan Hindu untuk masuk Islam dengan janji pernikahan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.


Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

9 hari lalu

Seorang wanita menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilu tahap kedua, di Jodhpur, di negara bagian gurun Rajasthan, India, 26 April 2024. REUTERS/Stringer
Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.


Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

12 hari lalu

Ilustrasi artificial intelligence (AI). (Antara/Pixabay)
Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

Deepfake video palsu yang dibuat menggunakan perangkat lunak digital


Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

12 hari lalu

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato saat menghadiri kampanye pemilu di Bengaluru, Karnataka, India, 20 April 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.


Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

13 hari lalu

Pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi mengenakan masker yang menutupi wajahnya, saat mereka menghadiri kampanye pemilu di Meerut, India, 31 Maret 2024. REUTERS/Anushree Fadnavis
Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

Beberapa video deepfake tersebar selama masa pemilu India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi.


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

16 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Keutamaan Puasa Syawal, Pahala 6 Hari Puasa Setara Puasa Setahun

23 hari lalu

Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Keutamaan Puasa Syawal, Pahala 6 Hari Puasa Setara Puasa Setahun

Umat muslim yang melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari akan mendapatkan pahala setara puasa setahun.


Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

27 hari lalu

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir saat diwawancarai tempo di Pesatren Diniyah Puteri Padang Panjang. TEMPO/Fachri Hamzah
Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

Menurut Haedar, maklumat yang disampaikan Muhammadiyah lebih awal tak bermaksud mendahului pihak tertentu dalam penentuan Idulfitri.


Bos KK Super Mart Minta Maaf kepada Raja Malaysia Soal Kaus Kaki Berlafaz Allah

32 hari lalu

Raja Malaysia Sultan Ibrahim Sultan Iskandar bertemu dengan pendiri KK Super Mart Chai Kee Kan di Istana Negara.  (Foto: Facebook/Sultan Ibrahim Sultan Iskandar)
Bos KK Super Mart Minta Maaf kepada Raja Malaysia Soal Kaus Kaki Berlafaz Allah

Terdapat laporan mengenai beberapa kasus pelemparan bom molotov di berbagai gerai KK Super Mart di Malaysia.


Partai Oposisi India Kompak Menuduh Narendra Modi Sudah Curangi Pemilu

34 hari lalu

Anggota staf pemilihan menyortir surat suara sebelum menghitungnya di dalam pusat penghitungan suara Pemilu di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. REUTERS/Amit Dave
Partai Oposisi India Kompak Menuduh Narendra Modi Sudah Curangi Pemilu

Partai-partai oposisi India protes ke Narendra Modi atas penangkapan seorang pemimpin terkemuka beberapa minggu sebelum pemilu dilakukan.