TEMPO.CO, Jakarta - Pengkritik Kremlin, Alexei Navalny mengatakan petugas penjara mengancam akan menggunakan jaket pengekang untuk memaksanya makan. Sipir penjara, kata dia, memaksanya untuk berhenti mogok makan karena kesehatannya yang terus memburuk.
“Ada seorang kolonel perempuan yang berdiri di dekatku pagi ini mengatakan: hasil tes darahmu menunjukkan kemerosotan kesehatan dan ada resiko. Bila kau tidak berhenti mogok makan, kami akan mulai memaksamu makan,” kata Navalny dikutip dari Reuters, Jumat, 16 April 2021.
Navalny, pengkritik keras Presiden Rusia Vladimir Putin, mogok makan sejak akhir Maret setelah pihak penjara menolak permintaannya untuk melakukan perawatan sakit punggung dan kaki kronis. Otoritas penjara menyatakan telah menawarkan perawatan, tetapi Navalny menolak dan menuntut bahwa dirinya harus dirawat oleh dokter yang dipilihnya dari luar penjara.
“Sipir penjara mulai menyinggung soal pemaksaan makan. Jaket pengekang dan lainnya,” lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny berakhir di penjara karena Pengadilan Rusia memvonisnya dua tahun enam bulan penjara pada Februari lalu. Pengadilan menimbang ia telah melanggar aturan pembebasan bersyarat. Adapun Navalny ditangkap di perbatasan ketika baru kembali ke Rusia dari Jerman. Saat itu dia baru saja pulih setelah diracun dengan Novichok.
Navalny menjadi kritikus paling keras kepada Putin selama bertahun-tahun. Dia juga mengorganisasi protes jalanan anti-Kremlin. Navalny juga menggalang dukungan secara online untuk penyelidikan dugaan korupsi yang dilakukan pejabat senior Rusia.
Layanan penjara lokal di wilayah Vladimir, tempat fasilitas IK-2 yang menahannya terletak sekitar 100 km timur Moskow, tidak membalas permintaan tertulis untuk berkomentar mengenai tuduhan Navalny.
Baca juga: Alasan Pemimpin Oposisi Rusia Mau Baca Al-Qur'an: Ingin Perbaiki Diri
ROSSENO AJI | REUTERS