TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah negara bagian India mencabut perintah yang melarang pengungsi dari Myanmar masuk ke perbatasan, menurut dua pejabat pada Selasa.
1.000 orang lebih, termasuk polisi Myanmar dan keluarga mereka, telah menyeberang ke India sejak akhir Februari, Kebanyakan dari mereka menyeberang ke negara bagian Mizoram di timur laut India, di mana pemerintah lokal dan kelompok masyarakat sipil telah mendukung mereka.
Setelah orang-orang mencoba menyeberang ke negara bagian India kedua, Manipur, pekan lalu, pemerintah negara bagian di sana mengatakan kepada lima distrik yang berbatasan dengan Myanmar untuk menolak mereka.
"Administrasi Distrik tidak boleh membuka kamp apa pun untuk menyediakan makanan dan tempat berlindung," kata surat itu, yang salinannya telah ditinjau oleh Reuters, dikutip 30 Maret 2021.
"Orang yang mencoba masuk/mencari perlindungan harus ditolak dengan sopan," kata surat itu.
Pemerintah federal India sebelumnya meminta otoritas lokal untuk menghentikan masuknya pelarian dari Myanmar dan mendeportasi siapa pun yang menyeberang. Tetapi dua pejabat pemerintah federal mengatakan pada hari Selasa bahwa perintah Manipur telah ditarik pada hari Senin.
Perintah yang dikeluarkan pada 26 Maret itu mendapat kecaman keras.
"Sangat memalukan!" kata Shivshankar Menon, mantan Penasihat Keamanan Nasional India, di Twitter, menanggapi salinan perintah awal yang beredar di media sosial.
Pemandangan kota Champhai di negara bagian Mizoram timur laut India dekat perbatasan India-Myanmar pada 12 Maret 2021. [REUTERS / Rupak De Chowdhuri / File Photo]
Tiga warga Myanmar telah menjalani perawatan karena luka tembak dan cedera lainnya di ibu kota Manipur, Imphal, sejak 26 Maret, kata seorang dokter senior.
"Mereka mengalami luka tembak," kata Dr Lokeshwar Singh, Pengawas Medis dari Institut Ilmu Kedokteran Jawaharlal Nehru. Dokter mengatakan kondisi mereka stabil, Reuters melaporkan.
Manipur dan Mizoram adalah di antara empat negara bagian India yang berbagi perbatasan lunak dengan Myanmar, memungkinkan pergerakan orang dan barang dengan mudah.
Pengungsi yang melarikan diri dari tindakan keras militer terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi Myanmar juga mulai melarikan diri ke Thailand.
Baca juga: Jaringan Aktivis dan Sukarelawan Bantu Warga Myanmar Mengungsi ke India
Pemerintah Thailand mengatakan orang-orang akan diterima atas dasar kemanusiaan, tetapi seorang pejabat Thailand di perbatasan, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa tentara masih mengirim sebagian besar kembali karena dianggap aman di sisi lain.
Namun demikian, lebih dari selusin orang diizinkan menyeberang ke Thailand pada Selasa untuk perawatan medis, kata saksi mata Reuters.
Lebih dari 500 orang telah tewas di Myanmar sejak 1 Februari, ketika militer Myanmar melancarkan kudeta dan menggulingkan pemerintah sipil, yang memicu gelombang protes nasional dan internasional.
REUTERS