TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 19 petugas polisi Myanmar telah menyeberang ke India dan mencari perlindungan di sana karena menolak menembak demonstran Myanmar, kata seorang pejabat senior polisi kepada Reuters.
Orang-orang itu menyeberang ke Champai dan Serchhip, dua distrik di timur laut negara bagian Mizoram yang berbagi perbatasan keropos dengan Myanmar, kata pejabat itu, menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Pejabat itu mengatakan semua pria yang merupakan polisi berpangkat rendah, tiba ke India tidak bersenjata. "Kami memperkirakan lebih banyak (orang) yang akan datang," katanya, mengutip laporan intelijen, dilaporkan Reuters, 5 Maret 2021.
Tiga polisi Myanmar yang menyeberang ke India saat ini mencari tempat perlindungan di distrik Serchhip, negara bagian Mizoram, Times of India melaporkan.
Petugas polisi membawa mayat saat unjuk rasa menentang kudeta militer di Monywa, Myanmar, Rabu, 3 Maret 2021. Utusan PBB mengatakan 38 tewas dalam kekerasan saat aksi demo pada hari kemarin. REUTERS.
Pemerintah India belum memastikan identitas ketiga orang yang menyeberang ke India itu. Warga lokal mengatakan ketiga warga Myanmar itu kabur ke India setelah menolak perintah atasannya untuk menembak pengunjuk rasa di negara bagian Chin, Myanmar, di mana mereka ditugaskan. "Pejabat India mengatakan mereka masuk wilayah India pada Rabu," lapor Times of India.
Baca juga: PBB: Militer Myanmar Tidak Menyangka Warga Bakal Melawan
Pejabat Kepolisian distrik Serchhip, Kumar Abhishek, mengatakan pada Kamis ketiga orang itu berasal dari etnis Mizo di Myanmar.
"Tiga orang telah menyebarng ke perbatasan di desa distrik Serchhip. Kami sedang menyelidikan kasus ini tetapi kami tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi apakah mereka polisi atau bukan," kata Abhishek.
India berbagi perbatasan darat sepanjang 1.643 kilometer dengan Myanmar, di mana sedikitnya 54 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari.
REUTERS | TIMES OF INDIA