TEMPO.CO, Jakarta - Thailand telah kehilangan sekitar 1,45 juta pekerjaan pariwisata selama pandemi Covid-19, termasuk 400.000 pekerjaan pada kuartal pertama, menurut kelompok pariwisata swasta pada Senin.
Thailand saat ini sedang bersiap untuk membuka kembali pembatasan perjalan untuk menyelamatkan sektor pariwisatanya.
Pariwisata adalah pendorong utama pertumbuhan Thailand, yang telah menyumbang 11-12% dari produk domestik bruto.
Kelompok tersebut mengatakan ada 4,5 juta pekerjaan pariwisata sebelum pandemi, dari tenaga kerja sekitar 38 juta orang, dikutip dari Reuters, 29 Maret 2021.
Thailand menargetkan 3 juta kedatangan turis asing tahun ini di bawah rencana untuk membebaskan karantina bagi pengunjung yang divaksinasi Covid-19 di beberapa bagian negara itu akhir tahun ini, kata Vichit Prakobgoson, wakil presiden Dewan Pariwisata Thailand.
Mulai Juli, wisatawan yang sudah divaksin penuh akan diizinkan mengunjungi Phuket tanpa karantina dua minggu wajib, dan mulai Oktober Pattaya, Koh Samui, Chiang Mai, Phang Nga, dan Krabi.
Proyeksi tersebut sejalan dengan perkiraan bank sentral tetapi jauh di bawah 6,5 juta wisatawan yang diproyeksikan oleh Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) pemerintah.
"Target TAT tahun ini pasti tidak akan tercapai. Dari rencana kerja kami, kemungkinan hanya akan ada 3 juta," kata Vichit.
"Tapi kalau Bangkok termasuk dalam rencana pembukaan kembali, kemungkinan bisa menampung 6 juta orang," katanya.
Persyaratan masuk ketat Thailand telah membantu menjaga infeksi virus corona relatif rendah, tetapi imbasnya telah menghancurkan pariwisata.
Baca juga: Pariwisata Thailand Mau Dibuka Lagi, Tapi...
Tahun lalu, hanya ada 6,7 juta turis asing, turun dari hampir 40 juta pada 2019 yang menghabiskan 1,91 triliun baht (Rp 885 triliun).
Vichit memproyeksikan pengeluaran turis asing akan menjadi 156 miliar baht (Rp 72,2 triliun) tahun ini.
Untuk Phuket saja, grup tersebut mengharapkan dua juta pengunjung asing menghabiskan 105 miliar baht (Rp 48,6 triliun) antara Juli dan Desember, katanya.
Dewan pariwisata telah mendesak pemerintah untuk memulai gelembung perjalanan mulai April dengan negara lain dan mengeluarkan pedoman yang jelas untuk "paspor vaksin" untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Thailand, katanya.
REUTERS