TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswi sekolah dasar di Bolivia belajar di pemakaman umum karena kelas virtual memaksanya mencari tempat untuk terhubung ke internet.
Neydi mengikuti pembelajaran jarak jauh seperti banyak anak di seluruh dunia selama pandemi virus corona. Tetapi, dia belajar dikelilingi oleh batu nisan di pemakaman umum di kota dataran tinggi La Paz.
Ibu Neydi, Jeanete Alanoca, penduduk asli Aymara berusia 30 tahun yang mencari nafkah dengan bekerja di Pemakaman Umum La Paz, akhirnya memutuskan untuk membawa putrinya agar bisa menggunakan WiFi gratis di daerah itu.
Neydi tidak memiliki perangkat sendiri dan harus menggunakan ponsel ibunya untuk mengerjakan tugas sekolah.
"Sebelum pandemi, saya menyekolahkannya dan mertua saya juga merawat dan menjemputnya dari sekolah. Karena situasi yang kami hadapi, saya harus membawanya bekerja," kata Alanoca, dikutip dari Reuters, 22 Maret 2021.
Jeanete Alanoca, yang bekerja di pemakaman, membantu putrinya Neydy, seorang siswa sekolah dasar Bolivia, dengan kelas virtualnya selama wabah penyakit virus corona (COVID-19) di pemakaman Umum Cementerio di La Paz, Bolivia, 16 Maret, 2021. Gambar diambil 16 Maret 2021. [REUTERS / Santiago Limachi]
Pekerjaan Alanoca termasuk menyewakan tangga di pemakaman kepada kerabat dan teman yang mau memberi penghormatan kepada orang-orang terkasih, yang jenazahnya dikremasi dan seringkali disimpan dalam barisan kompartemen yang ditinggikan.
Sekarang Alanoca juga membantu putrinya mengikuti pembelajaran jarak jauh di tengah kuburan. Tanpa adanya WiFi gratis, keluarga tentu harus mengandalkan data ponsel yang mahal. Putri sulungnya yang lain pergi dengan mertuanya untuk menggunakan telepon mereka.
Baca juga: Wabah Corona, Mahasiswi Cile Belajar Online di Atap Rumah
Dia mengatakan baik ibu atau anak perempuannya tidak ingin menunda pelajaran meski dengan lingkungan kelas yang tidak biasa.
"Mereka bilang kuburan itu menakutkan, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena bagaimanapun saya harus berada di sini bersama putri saya dan mengerjakan pekerjaan rumah karena saya tidak punya ponsel lain. Itu sebabnya kami ada di sini," kata Alanoca.
Bolivia telah menutup sebagian besar sekolahnya selama wabah Covid-19, mendorong banyak orang tua untuk menemukan cara baru agar anak-anak mereka bisa online untuk kelas virtual.
Kelas virtual sangat sulit dilakukan di Bolivia, yang masih memiliki konektivitas internet yang belum merata, akses terbatas ke komputer, dan biaya tinggi untuk data seluler.
REUTERS