TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden secara tidak langsung menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembunuh selama wawancara dengan ABC yang ditayangkan pada Rabu.
Presiden Joe Biden duduk dengan George Stephanopoulos dari ABC News untuk wawancara mengenai sejumlah isu pada Selasa, termasuk intervensi Rusia dalam pilpres AS 2020.
Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini mengarahkan upaya untuk mencoba memenangkan Donald Trump dalam pilpres AS melawan Joe Biden, menurut laporan intelijen Amerika yang dirilis pada Selasa, Reuters melaporkan.
Laporan setebal 15 halaman, yang dirilis oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, menambahkan tuduhan lama bahwa beberapa orang dekat Trump bersekongkol dengan Moskow untuk memperkuat klaim yang dibuat terhadap calon Joe Biden oleh tokoh-tokoh Ukraina yang terkait dengan Rusia menjelang pemilihan presiden AS 3 November. Laporan itu juga mengatakan ada temuan baru bahwa Putin mengawasi atau setidaknya menyetujui campur tangan Rusia dalam pilpres AS untuk menguntungkan Trump.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan peserta kampanye relawan nasional We Are Together di Kremlin di Moskow, Rusia 4 Maret 2021. [Sputnik / Alexei Druzhinin / Kremlin via REUTERS]
Menanggapi laporan intelijen ini, Joe Biden mengatakan kepada Stephanopoulos bahwa dia telah memperingatkan Putin tentang kemungkinan pembalasan darinya selama panggilan telepon pada akhir Januari.
"Dia akan membayar harganya," kata Biden. "Kami mengobrol lama, dia dan saya, ketika kami, saya cukup mengenalnya. Dan percakapan dimulai, saya berkata, 'Saya mengenal Anda dan Anda mengenal saya. Jika saya memastikan ini terjadi, maka bersiaplah."
"Jadi, Anda kenal Vladimir Putin. Menurut Anda, dia pembunuh?" tanya Stephanopoulos, dikutip dari ABC News, 18 Maret 2021.
"Mmm hmm, saya mengiyakan itu," jawab Biden.
Presiden Joe Biden tidak menjelaskan lebih lanjut apa konsekuensi yang akan dilancarkannya kepada Putin.
Baca juga: Joe Biden Dikabarkan Minta Vladimir Putin Bebaskan Alexei Navalny
Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil duta besarnya untuk AS, Anatoly Antonov, kembali ke Moskow untuk membahas masa depan hubungan Rusia dengan Amerika Serikat, setelah peringatan Joe Biden ke Putin, Reuters melaporkan.
Kemenlu Rusia mengatakan pemulangan duta besarnya untuk memastikan hubungan bilateral tidak rusak dan tidak dapat diperbaiki.
"Hal utama bagi kami adalah menentukan cara bagaimana hubungan Rusia-Amerika yang sulit, yang telah menyebabkan jalan buntu Washington dalam beberapa tahun terakhir, dapat diperbaiki," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan di situsnya
"Kami tertarik untuk mencegah degradasi yang tidak dapat diubah jika Amerika menyadari risiko yang terlibat," tutur Zakharova.
Rusia sebelumnya telah membantah tuduhan bahwa mereka mengintervensi pemilihan presiden AS, dan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
Presiden Joe Biden baru menjabat dua bulan setelah mengalahkan petahana Republik Donald Trump dalam pilpres AS 2020.