TEMPO.CO, Jakarta - Amerika turut serta dalam kasus kritikus anti pemerintah Rusia, Alexei Navalny. Dikabarkan oleh kantor berita Reuters, Presiden Amerika Joe Biden telah mengontak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memintanya membebaskan Navalny.
"Hal tersebut (pembebasan Alexei Navalny) disinggung dalam percakapan telepon (dengan Putin) pekan ini," ujarr juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, Jumat, 29 Januari 2021.
Baca Juga:
Psaki tidak menjelaskan secara detil apa saja yang dibahas Biden dan Putin soal Navalny. Ia hanya mengatakan bahwa percakapan telepon tersebut membahas sejumlah isu mulai dari kedaulatan Ukraina hingga peretasan SolarWind oleh peretas yang diduga asal Rusia.
"Presiden Joe Biden menyampaikan secara tegas kekhawatiran-kekhawatirannya soal tindakan pemerintah Rusia," ujar Psaki melengkapi.
Baca juga: Pengadilan Rusia Tak Perbolehkan Alexei Navalny Tinggalkan Penjara
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 September 2019. Navalny juga dikenal aktif di sosial media. Mayoritas pengikutnya merupakan kalangan muda, yang meledek kelompok mapan dan setia kepada Putin. Dia memiliki cara untuk mendapatkan informasi soal perusahaan dan kinerja keuangan yaitu menjadi pemegang saham minoritas. REUTERS/Shamil Zhumatov
Sebagaimana diketahui, Alexei Navalny adalah kritikus anti-Kremlin yang nyaris mati diracun dengan Novichok tahun lalu. Ia diduga hendak dibunuh karena berlawanan dengan Pemerintah Rusia. Meski sempat sekarat karena percobaan pembunuhan itu, Navalny selamat dan memutuskan pulang ke Rusia usai penyembuhannya usai.
Tak lama setelah ia pulang ke Rusia pada 17 Januari 2021 kemarin, ia langsung ditangkap. Saat itu, ia baru saja kembali dari Berlin, Jerman di mana ia dirawat.
Menurut aparat penegak hukum Rusia, Alexei Navalny ditangkap karena melanggar aturan penangguhan hukuman terkait kasus penipuan di tahun 2014. Alexei Navalny mengklaim dirinya tidak memiliki urusan lagi dengan kasus tersebut, namun aparat penegak hukum berkeyakinan Alexei Navalny tetap harus menjalani penahanan.
Tak lama setelah penangkapan itu, aparat penegak hukum memutuskan untuk menahan Navalny selama 30 hari. Hal ini yang diprotes Navalny dan kemudian memicu unjuk rasa besar-besaran dari para pendukungnya pekan lalu.
Vladimir Putin mengatakan bahwa unjuk rasa terkait Alexei Navalny bersifat ilegal dan berbahaya. Jika tidak ditindak tegas, kata ia, unjuk rasa itu bisa semakin liar dan menyerupai jatuhnya Uni Soviet pada 1990an.
Baca juga: Kakak Alexei Navalny Ditahan Polisi Rusia
ISTMAN MP | REUTERS