Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengakuan Polisi Myanmar yang Membelot, Diperintahkan Tembak Mati Demonstran

image-gnews
Polisi terlihat di depan barikade pengunjuk rasa selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Polisi terlihat di depan barikade pengunjuk rasa selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah polisi Myanmar yang mengungsi ke India mengaku diperintah atasannya untuk menembak mati demonstran Myanmar yang memprotes kudeta militer 1 Februari.

Sekitar 100 orang dari Myanmar, kebanyakan polisi dan keluarga mereka, telah melintasi perbatasan India sejak protes dimulai, menurut seorang pejabat senior India, Reuters melaporkan, 10 Maret 2021.

Beberapa telah berlindung di distrik Champhai, negara bagian Mizoram, India, yang berbatasan dengan Myanmar, di mana Reuters mewawancarai tiga warga negara Myanmar yang mengatakan mereka pernah bertugas dengan polisi.

Salah seorang yang mengklaim polisi Myanmar dan bernama Tha Peng (bukan nama sebenarnya), mengaku diperintahkan menembak para demonstran Myanmar dengan senapan mesin ringannya untuk membubarkan mereka saat unjuk rasa di kota Khampat pada 27 Februari.

"Keesokan harinya, seorang perwira menelepon untuk menanyakan apakah saya akan menembak," kata Peng, seorang kopral berusia 27 tahun, kepada Reuters pada Selasa. Peng menolak lagi, dan kemudian mengundurkan diri dari kepolisian.

Ia pergi dari rumah meninggalkan keluarganya di Khampat untuk perjalanan tiga hari melintasi India, yang kebanyakan dilakukan malam hari untuk menghindari pemantauan. Peng tiba di negara bagian Mizoram, timur laut India.

"Saya tidak punya pilihan," kata Tha Peng kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Selasa, yang berbicara melalui penerjemah. Dia hanya memberikan sebagian dari namanya untuk melindungi identitasnya. Dia menunjukkan kartu anggota polisi dan KTP yang mengkonfirmasi nama tersebut.

Seorang petugas pasukan keamanan bersenjata mengarahkan senjatanya ke balkon saat mereka berpatroli di sebuah jalan di Yangon, Myanmar, 4 Maret 2021. REUTERS

Tha Peng mengatakan dia dan enam rekannya semuanya tidak mematuhi perintah 27 Februari dari seorang atasan, yang tidak dia sebutkan.

Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi kesaksiannya atau kesaksian lain yang dikumpulkan di dekat perbatasan Myanmar-India. Tetapi junta militer Myanmar telah mengirim surat ke India agar memulangkan delapan polisi Myanmar yang kabur.

Kesaksian Peng serupa dengan yang diberikan kepada polisi di Mizoram pada 1 Maret oleh kopral polisi Myanmar lainnya dan tiga polisi jaga lain yang menyeberang ke India, menurut dokumen internal polisi rahasia yang dilihat Reuters.

Selain kartu identitasnya, Tha Peng menunjukkan foto tak bertanggal dirinya yang mengenakan seragam polisi Myanmar. Dia mengatakan dia bergabung dengan kepolisian sembilan tahun lalu.

Tha Peng mengatakan, menurut aturan polisi, pengunjuk rasa harus dihentikan dengan peluru karet atau ditembak di bawah lutut. Reuters tidak dapat memverifikasi kebijakan polisi.

Tapi dia diberi perintah oleh atasannya untuk "menembak sampai mereka mati," katanya.

Polisi Myanmar lain, Ngun Hlei, yang mengaku ditempatkan sebagai polisi di Kota Mandalay, mengaku juga mendapat perintah untuk menembak. Dia tidak memberikan tanggal, atau menentukan apakah perintah itu adalah menembak untuk membunuh. Dia tidak memberikan rincian korban apapun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polisi berusia 23 tahun itu juga hanya memberikan sebagian dari nama lengkapnya dan membawa KTP.

Tha Peng dan Ngun Hlei mengatakan mereka yakin polisi bertindak di bawah perintah militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw. Namun, mereka tidak memberikan bukti.

Empat polisi Myanmar lainnya memberikan kesaksian yang sama, menurut dokumen polisi rahasia.

"...militer menekan pasukan polisi yang kebanyakan adalah polisi untuk menghadapi masyarakat," kata mereka.

Ngun Hlei mengatakan dia ditegur karena tidak mematuhi perintah dan dipindahkan. Dia mencari bantuan dari aktivis pro-demokrasi online, hingga menyebrang ke India lewat jalan darat ke desa Vaphai di Mizoram pada 6 Maret.

Perjalanan ke India menghabiskan biaya sekitar 200.000 kyat Myanmar (Rp 2 juta), kata Ngun Hlei.

Meskipun dijaga oleh pasukan paramiliter India, perbatasan India-Myanmar memiliki penjagaan yang lowong, yang memungkinkan orang untuk menjelajah beberapa kilometer ke wilayah India tanpa memerlukan izin perjalanan.

Pemakaman demonstran bernama Angel atau dikenal Kyal Sin, yang tewas usai ditembak militer Myanmar saat aksi anti kudeta di Mandalay, Myanmar, 4 Maret 2021. REUTERS/Stringer

Polisi Myanmar lain bernama Dal, perempuan berusia 24 tahun, mengatakan dia telah bekerja sebagai polisi Myanmar di kota pegunungan Falam di barat laut Myanmar. Reuters melihat foto identitas polisinya dan memverifikasi nama tersebut.

Pekerjaannya sebagian besar bersifat administratif, termasuk membuat daftar orang-orang yang ditahan oleh polisi. Tetapi ketika protes meluas setelah kudeta, dia mengatakan dia diperintahkan untuk mencoba menangkap pengunjuk rasa perempuan. Dia menolak.

Baca juga: Polisi Myanmar yang Kabur Mengaku Disuruh Tembak Demonstran dengan Senapan Mesin

Khawatir dipenjara karena berpihak pada para pengunjuk rasa dan gerakan pembangkangan sipil, polisi Myanmar itu memutuskan untuk melarikan diri dari Myanmar.

Kasus Tha Peng dan dua orang lainnya adalah salah satu kasus pertama yang dilaporkan media tentang polisi Myanmar yang melarikan diri dari Myanmar setelah tidak mematuhi perintah dari pasukan keamanan junta militer.

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

8 jam lalu

Tentara berjaga di depan Menara Eiffel menjelang Olimpiade Paris 2024, Prancis, 21 Juli 2024.REUTERS/Stefan Wermuth
Top 3 Dunia: Maskapai Terbaik Dunia hingga Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 Juli 2024 diawali oleh daftar 10 maskapai terbaik di dunia untuk 2024.


Polisi Duga Masih Banyak Korban Penipuan Investasi Forex oleh WNA India, Imbau Segera Lapor

22 jam lalu

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendri Umar saat konferensi pers di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024. TEMPO/Yohanes Maharso
Polisi Duga Masih Banyak Korban Penipuan Investasi Forex oleh WNA India, Imbau Segera Lapor

Polisi menyebut tersangka telah melakukan penipuan secara berulang. Karena itu, polisi menduga masih banyak korban lain yang ditipu oleh pelaku.


Kelompok Pemberontak Myanmar Klaim Berhasil Rebut Markas Besar Junta Dekat Perbatasan Cina

1 hari lalu

Pemandangan umum kamp kelompok pemberontak etnis Myanmar Front Nasional Chin terlihat di sisi Myanmar perbatasan India-Myanmar dekat desa Farkawn di India di negara bagian timur laut Mizoram, India, 13 Maret 2021 REUTERS/Rupak De Chowdhuri
Kelompok Pemberontak Myanmar Klaim Berhasil Rebut Markas Besar Junta Dekat Perbatasan Cina

Kelompok etnis MNDAA mengklaim berhasil merebut markas besar junta militer Myanmar di kota Lashio, dekat perbatasan dengan Cina.


Top 3 Dunia: Rumah Termahal di Dunia hingga Lowongan Kerja PBB

1 hari lalu

Antilia milik Mukesh Ambani menjadi rumah termahal di dunia. Foto: Pixabay
Top 3 Dunia: Rumah Termahal di Dunia hingga Lowongan Kerja PBB

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 24 Juli 2024 diawali oleh daftar 8 rumah termahal di dunia, termasuk Antilia milik taipan India Mukesh Ambani.


Retno Marsudi Kecewa 5PC oleh Myanmar Tidak Ada Kemajuan

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Retno Marsudi Kecewa 5PC oleh Myanmar Tidak Ada Kemajuan

Retno Marsudi menyinggung isu Myanmar di KTT AMM menyusul situasi di Myanmar semakin buruk.


Uniknya Upacara Penurunan Bendera di Perbatasan India - Pakistan yang Ditonton Ribuan Pelancong

1 hari lalu

Upacara penurunan bendera di Wagah - Attari, perbatasan India - Pakistan (Godwin Angeline Benjo  on Unsplash)
Uniknya Upacara Penurunan Bendera di Perbatasan India - Pakistan yang Ditonton Ribuan Pelancong

Perbatasan Attari-Wagah punya sejarah penting bagi kedua negara sebagai pengingat tentang pemisahan India dan Pakistan.


Piala AFF U-19 2024: Pelatih Australia Beri Pujian untuk Myanmar Karena Mampu Redam Socceroos

2 hari lalu

Pesepak bola Timnas Australia Tiago Quintal (kedua kanan) berusaha melewati pesepak bola Timnas Myanmar Saw Lin Htet Paing (kiri) pada pertandingan babak penyisihan Grup B Piala ASEAN U-19 Boys Championship atau AFF U-19 di Stadion Gelora Gelora 10 November, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7/2024). ANTARA FOTO/Moch Asim.
Piala AFF U-19 2024: Pelatih Australia Beri Pujian untuk Myanmar Karena Mampu Redam Socceroos

Pelatih Timnas Australia U-19 Trevor Morgan memuji para pemain Myanmar dalam laga terakhir fase grup Piala AFF U-19 2024.


Desain dan Spesifikasi Oppo A3x Bocor Jelang Peluncuran di India

2 hari lalu

Bocoran Oppo A3 Pro 5G (@Onleaks x @Giznext)
Desain dan Spesifikasi Oppo A3x Bocor Jelang Peluncuran di India

Pilihan warna Oppo A3x disebut akan terdiri dari Purple, Sparkle Black, and Starlight White.


Inilah 10 Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia 2024

3 hari lalu

Negara terbesar di dunia berdasarkan jumlah populasi, India. Foto: Canva
Inilah 10 Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia 2024

Berikut daftar negara dengan populasi terbanyak di dunia pada 2024 versi World Population by Country.


India Siap Kerja Sama dengan Indonesia dalam Skema Makan Siang Gratis untuk Murid-murid Sekolah Negeri

5 hari lalu

Kantin sekolah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
India Siap Kerja Sama dengan Indonesia dalam Skema Makan Siang Gratis untuk Murid-murid Sekolah Negeri

India membuka pintu kerja sama dengan Indonesia untuk membuat pilot project makan siang gratis bagi murid-murid di sekolah negeri.