TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Christian Porter "cuti" dari tugasnya di Kabinet Australia usai diserang tuduhan telah melakukan pemerkosaan. Walau begitu, Porter menegaskan bahwa dirinya tidak pernah sekalipun melakukan pelecahan seksual apalagi pemerkosaan.
"Pemerkosaan itu tidak pernah terjadi. Tidak ada satupun dari tuduhan yang beredar benar-benar terjadi. Bahkan, saat ini, apa yang saya tahu soal tuduhan tersebut hanyalah apa yang tersebar secara online," ujar Porter, dikutip dari CNN, Rabu, 3 Maret 2021.
Tuduhan pemerkosaan oleh Porter bermula dari sebuah surat yang dikirimkan ke kantor PM Australia Scott Morrison serta pihak oposisi yaitu Partai Buruh dan Partai Hijau. Dalam surat itu, seorang perempuan mengklaim telah diperkosa oleh Porter ketika dirinya masih berusia 16 tahun.
Dalam waktu singkat, isi surat itu sampai ke telinga media. Berbagai media di Australia mulai mengabarkan soal tuduhan Porter melakukan pemerkosaan. Berita itu semakin besar ketika perempuan yang mengirimkan surat diketahui sudah meninggal di usia 49 tahun pada Juni lalu.
Porter mengaku tertekan oleh tuduhan yang ada. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dari posisi Jaksa Agung, hanya cuti pendek.
"Jika saya mundur gara-gara sebuah tuduhan yang tidak pernah terjadi, maka semua orang di Australia bisa kehilangan karir mereka hanya gara-gara sebuah tuduhan tak berdasar," ujarnya.
Meski Porter tidak mau mundur, desakan agar ia melakukannya terus ada. Organisasi perempuan dan oposisi dari Scott Morrison meminta Porter untuk sementara waktu tidak bertugas agar investigasi independen bisa dilakukan.
PM Scott Morrison mengaku sudah berbicara dengan Porter. Morrison berkata, pernyataan Porter konsisten, dia membantah tuduhan telah memperkosa seseorang. Adapun sebagai langkah lebih lanjut, kata Morrison, dirinya meminta Kepolisian New South Wales untuk menyelidiki tuduhan terkait.
"Kita punya hukum yang berlaku di negeri ini...Tidak bisa saya memecat seseorang hanya karena tuduhan yang beredar," ujar Morrison.
Ini bukan kasus pelecehan seksual pertama di pemerintahan Australia dalam beberapa pekan terakhir. Dua pekan lalu, seorang mantan staf Partai Liberal bernama Britanny Higgins mengaku diperkosa oleh koleganya di Parlemen Australia. PM Scott Morrison kemudian menjanjikan Higgins investigasi secara menyeluruh atas kasusnya.
Baca juga: 1 dari 5 Warga Keturunan Cina di Australia Mendapat Ancaman Selama Pandemi Covid
ISTMAN MP | CNN