TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuhan 13 tawanan asal Turki di Irak oleh milisi Kurdi pada Ahad kemarin mendorong kepolisian setempat untuk melakukan penangkapan besar-besaran. Dikutip dari kantor berita Reuters, Kepolisian Turki menangkap lebih dari 700 orang, termasuk pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap terlibat dalam pembunuhan terkait.
"Sebanyak 718 orang telah ditangkap dari 40 provinsi yang menjadi basis orang-orang pro-Kurdish," ujar Kementerian Dalam Negeri Turki dalam keterangan persnya, Senin 15 Februari 2021.
Menurut para oposisi, operasi tersebut sudah telat karena tawanan sudah meninggal. Partai Demokratik Rakyat (HDP), misalnya, mengatakan administrasi Presiden Recep Tayyip Erdogan sesungguhnya bisa bergerak lebih cepat lagi andaikan mereka tanggap akan situasi yang ada.
Anggota parlemen dari HDP, Omer Faruk Gergerlioglu, bahkan mengatakan Turki memiliki opsi untuk membebaskan ke-13 tawanan via negosiasi. Namun, karena hal itu dianggap bertentangan dengan kebijakan negara, langkah tersebut akhirnya tak diambil.
"Ada solusinya namun pemerintah tidak mempertimbangkan opsi tersebut ataupun langkah damai," ujar Gergerlioglu.
Presiden Erdogan membantah tuduhan dirinya lamban bertindak. Ia berkata, pemerintahannya telah bekerja keras untuk menyelamatkan para tawanan. Operasi lintas batas di Irak pada 10 Februari pun ia klaim sebagai rencana untuk membebaskan para tawanan.
Sebagai catatan, Erdogan selama ini menuduh HDP sebagai bagian dari PKK. Selain itu, ia juga menganggap oposisi utamanya, Partai Rakyat Republikan (CHP), juga bersekongkol dengan HDP. Bahkan, Ahad kemarin, pemerintahannya menyebut CHP dan HDP sebagai satu kesatuan.
PKK sendiri sudah dianggap organisasi teroris baik oleh Turki, Amerika, maupun Uni Eropa. Sejak 1984, mereka telah melakukan pemberontakan di tenggara Turki yang memakan korban jiwa hingga 40 ribu orang.
Pembunuhan 13 tawanan asal Turki di Irak Utara, sejauh ini, belum terkonfirmasi apakah benar dilakukan figur-figur afiliasi PKK. Hal itu membuat Amerika tidak mau mengambil langkah gegabah dengan ikut membantu Turki 'menyerang' PKK. Di sisi lain, Amerika juga memiliki kepentingan dengan para prajurit Kurdish YPG, yang kebetulan dianggap Turki afiliasi PKK, dalam operasinya di Suriah.
Baca juga: 13 Warga Turki Dieksekusi Oleh Militan PKK di Irak
ISTMAN MP | REUTERS