TEMPO.CO, Jakarta - Tiga negara utama Eropa pada Sabtu memperingatkan Iran untuk tidak melanjutkan proyek bahan bakar berbasis logam uranium karena bisa melanggar Perjanjian Nuklir Iran 2015, dan bisa memiliki implikasi militer yang serius.
Adalah Jerman, Prancis, dan Inggris, yang ketiganya tergabung dalam kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) beranggotakan enam negara, yang mengecam upaya Iran baru-baru ini ketika bawan pengawas nuklir PBB, IAEA, pada Rabu mengatakan Iran telah memulai proyek tersebut. Iran mengkonfirmasi proyek itu.
"Kami sangat mendorong Iran untuk mengakhiri kegiatan ini, dan kembali ke kepatuhan penuh dengan komitmennya di bawah Joint Comprehensive Plan of Action tanpa penundaan, jika serius untuk menjaga perjanjian ini," kata Prancis, Inggris dan Jerman dalam pernyataan bersama, dikutip dari Reuters, 17 Januari 2021.
Iran telah mempercepat pelanggaran kesepakatan nuklirnya dan awal bulan ini mulai melanjutkan rencana untuk memperkaya uranium hingga 20% kekuatan fisil di pabrik nuklir bawah tanah Fordow. Ambang batas uranium itu adalah level tertinggi yang dicapai Teheran sebelum mencapai kesepakatan dengan kekuatan dunia untuk menahan ambisi nuklirnya.
Beberapa dari langkah-langkah itu dipicu oleh undang-undang yang disahkan parlemen Iran sebagai tanggapan atas pembunuhan ilmuwan nuklirnya pada November, yang diduga dilakukan oleh musuh bebuyutannya, Israel.
Pelanggaran ini juga merupakan bagian dari proses pembalasan yang dimulai Iran pada 2019 sebagai tanggapan atas penarikan diri Presiden AS Donald Trump dari kesepakatan tersebut, dan penerapan kembali sanksi yang telah dibatalkan Amerika Serikat sebagai imbalan atas pembatasan aktivitas nuklir Iran.
Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Tiga kekuatan dunia, yang tetap berada dalam kesepakatan dengan Cina dan Rusia, mengatakan mereka sangat prihatin, dan bahwa produksi logam uranium Iran tidak memiliki kredibilitas sipil tetapi memiliki implikasi militer yang berpotensi serius.
Baca juga: Iran Umumkan Bakal Langgar Perjanjian Nuklir
Organisasi Energi Atom Iran mengatakan keputusan untuk memproduksi bahan bakar tidak terkait dengan pelanggaran baru-baru ini.
"Rencana produksi bahan bakar lanjutan...pertama kali diserahkan ke IAEA lebih dari dua tahun lalu, seperti yang dinyatakan dalam laporan terbaru IAEA; Sedangkan informasi lebih lanjut dikirim dalam beberapa tahap dan akhirnya informasi desain kuesioner telah dikirim ke IAEA," kata pernyataan yang dimuat media pemerintah.
Kesepakatan nuklir melarang Iran selama 15 tahun untuk memproduksi atau memperoleh logam uranium, bahan yang dapat digunakan dalam inti bom nuklir.
Pelanggaran Iran meningkatkan tekanan pada Presiden terpilih AS Joe Biden, yang telah berjanji untuk mengembalikan Amerika Serikat ke Perjanjian Nuklir Iran pertama kali melanjutkan kepatuhan penuh, sementara Iran ingin Amerika mencabut sanksinya terlebih dahulu.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-iran-nuclear-europe/major-european-powers-rebuke-iran-over-uranium-metal-plans-idUSKBN29L0H4
https://www.reuters.com/article/us-iran-nuclear-france/france-says-iran-is-building-nuclear-weapons-capacity-urgent-to-revive-2015-deal-idUSKBN29L0SR