TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akan mengumumkan kebijakan baru pada pekan depan demi menghentikan penyebaran wabah Covid-19. Sumber di Pemerintah Malaysia pada Jumat, 9 Januari 2021 mengatakan kebijakan baru itu terkait naiknya angka kematian akibat virus corona.
Angka infeksi virus corona di Malaysia mengalami kenaikan sejak September 2020. Dalam dua hari terakhir, angka positif Covid-19 di sana telah menyentuh rekor tertinggi.
Muhyiddin Yassin, menandatangi dokumen saat upacara penobatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 1 Maret 2020 Malaysia Information Department/Maszuandi Adnan/Handout via REUTERS
Data Kementerian Kesehatan Malaysia pada Jumat, 8 Januari 2021, memperlihatkan ada penambahan 16 pasien meninggal karena virus corona. Dengan begitu, total ada 537 orang meninggal karena infeksi virus corona.
Kementerian Kesehatan Malaysia juga mencatat ada 2.643 kasus baru positif Covid-19. Dengan begitu, total ada 131.108 kasus virus corona di Malaysia.
Sebelumnya Pemerintah Malaysia mengatakan telah mempertimbangkan untuk melakukan lockdown di sejumlah area, kendati para pelaku usaha sudah memperingatkan bahwa larangan yang diperluas akan memukul sektor ekonomi.
“Kami sedang menyempurnakan dan melihat kebijakan-kebijakan baru secara detail guna memastikan bahwa kebijakan ini bisa dijalankan semua orang,” kata Ismail Sabri Yaakob, Menteri Keamanan Malaysia.
Sedangkan Menteri Ilmu Pengetahuan Malaysia, Khairy Jamaluddin mengatakan regulator bidang farmasi telah mengeluarkan sebuah persetujuan untuk penggunaan vaksin virus corona buatan Amerika Serikat dan Jerman, Pfizer dan BioNTech, untuk digunakan di Malaysia.
“Kami masih menunggu informasi tambahan dari Pfizer, namun ini berarti vaksin tersebut bisa digunakan di Malaysia,’ kata Khairy.
Malaysia sudah membeli 12,8 juta dosis vaksin virus corona dari Pfizer-BioNTech. Pengiriman pertama vaksin ini akan dikirimkan pada bulan depan.
Sumber: https://www.reuters.com/article/instant-article/idUSL4N2JJ2L8