TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Portugal mengikuti kebijakan Jepang dan Prancis dalam distribusi vaksin COVID-19. Dikutip dari Channel News Asia, Menteri Kesehatan Portugal Marta Temido menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 akan bersifat gratis dan tidak wajib.
Mengikuti negara-negara Eropa lainnya, Portugal menunggu kepastian dulu soal aman atau tidaknya vaksin COVID-19 yang akan dipakai. Saat ini, kandidatnya ada dua yaitu vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna. Keduanya sudah mendaftar ke badan regulator Uni Eropa dan diperkirakan akan mendapat kepastian di akhir Desember nanti.
"Kami akan membeli kurang lebih 22 juta dosis vaksin COVID-19 dengan nilai US$243.14 juta. Kami sudah meneken pembelian dengan Curevac, Pfizer, Moderna, Johnson&Johnson, Sanofi, dan GSK," ujar Temido, Jumat, 4 Desember 2020.
Per berita ini ditulis, Portugal tercatat memiliki 307.618 kasus dan 4.724 kematian akibat COVID-19. Pada awalnya, jumlah kasus di Portugal tidak separah negara-negara tetangganya seperti Spanyol dan Italia. Namun. beberapa pekan terakhir, peningkatan terjadi yang membuat Portugal mulai siap-siap mengamankan suplai vaksin dan mekanisme distribusinya.
Menurut Koordinator Satgas COVID-19 Portugal, Francisco Ramos, kelompok lansia dengan penyakit parah serta petugas medis akan menjadi prioritas utama dalam distribusi vaksin. Untuk petugas medis, hal itu tidak terbatas pada mereka yang bertugas di rumah sakit saja, namun juga di panti perawatan ataupun pangkalan militer.
"Fase distribusi pertama akan berakhir sekitar Januari atau Februari. Bisa saja diperpanjang ke April jika terjadi penundaan," ujarnya. Ramos menambahkan, kurang lebih akan ada 1200 titik imunisasi COVID-19 di seluruh penjuru Portugal.
PM Portugal, Antonio Costa, berharap banyak dari vaksin COVID-19. Ia menganggap seperti cahaya di ujung terowongan gelap. "Kita sudah bisa mulai melihat cahaya di ujung lorong gelap, walau tidak semua vaksin akan tersedia di hari pertama...Mereka akan hadir secaa bertahap," ujarnya.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA