TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Prancis memastikan vaksinasi COVID-19 akan gratis untuk mereka yang terdaftar dalam program jaminan sosialnya. Dana dengan nilai kurang lebih US$1,82 miliar telah dianggarkan untuk mendukung program vaksin gratis tersebut.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex menambahkan bahwa vaksinasi gratis ini tidak wajib sifatnya. Mereka yang tidak mau divaksin boleh menolaknya. Namun, Castex mengimbau warga untuk tetap divaksin agar pandemi COVID-19 bisa segera ditekan. Mengacu pada survey Ipsos, hanya 59 warga Prancis yang mau divaksin.
"Divaksin merupakan salah satu cara untuk melindungi warga Prancis lainnya...Sebisa mungkin kita harus divaksin," ujar Castex, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 4 Desember 2020.
Castex menambahkan bahwa meskipun ia menjamin vaksin COVID-19 akan gratis, bukan berarti dia akan terburu-buru mendistribusikan hal tersebut. ia tidak mau mengesampingkan resiko efek samping dari vaksin COVID-19.
Hal yang dinyatakan Castex tersebut secara tidak langsung menyindir Inggris yang dalam waktu singkat mengesahkan distribusi vaksin COVID-19. Diberitakan kemarin, Inggris memberi izin ke perusahaan farmasi Pfizer dan Moderna untuk mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 mereka yang terbukti 94 persen efektif dalam uji klinis.
Uni Eropa mengkritik langkah Inggris. Menurut mereka, Inggris terlalu terburu-buru mengesahkan vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna. Mereka menyakini Inggris hanya ingin cepat-cepat mengamankan vaksin COVID-19 tanpa menguji efektivitasnya secara menyeluruh. Adapun jumlah dosis vaksin COVID-19 yang akan didistribusikan di Inggris untuk tahap pertama adalah 800 ribu.
Uni Eropa, diberitakan sebelumnya, baru akan memberi kepastian soal pengesahan vaksin COVID-19 paling cepat 29 Desember 2020. Mereka mengacu pada kebijakan CMA (Conditional Marketing Authorisation) di mana untuk produk obat-obatan harus diuji menyeluruh.
Per berita ini ditulis, Prancis tercatat memiliki 2,2 juta kasus dan 54 ribu korban meninggal akibat COVID-19.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA