TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyetujui berakhirnya larangan bagi tenaga medis di negara untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Keputusan itu diambil setelah wabah virus corona di Filipina melambat.
“Presiden sudah menyetujui pencabutan peraturan sementara yang membekukan pengiriman tenaga perawat dan medis (ke luar negeri),” kata Menteri Tenaga Kerja Filipina, Silvestre Bello.
Seorang supir bus menggunakan pembatas plastik untuk mencegah penyebaran virus corona setelah pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Menurut Bello, penyebaran virus corona di Filipina sudah melambat dan kondisi pun sudah membaik. Dengan begitu, Pemerintah sudah bisa melepaskan tenaga medisnya.
Kasus virus corona di Filipina terbesar kedua di Asia Tenggara. Akan tetapi, jumlah kasus baru positif Covid-19 dan angka pasien yang meninggal sudah menurun.
Untuk memastikan Filipina memiliki tenaga medis professional untuk melanjutkan tugas memerangi pademi di dalam negeri, maka hanya 5 ribu tenaga medis yang diperbolehkan meninggalkan negara itu setiap tahun.
“Kami memulai hanya dengan 5 ribu orang sehingga kami tidak kehabisan tenaga medis. Jumlah ini namun akan dinaikkan pada akhirnya,” kata Bello.
Pada akhir 2019, ada sekitar 17 ribu perawat asal Filipina yang menandatangani kontrak kerja di luar negeri. Namun pada April 2020, Pemerintah Filipina melarang perawat, dokter dan tenaga medis lainnya meninggalkan negara itu. Sebab mereka dibutuhkan untuk memerangi krisis virus corona di dalam negeri.
Ribuan tenaga medis, yang menyebut diri mereka ‘perawat terpenjara’, mengajukan banding agar pemerintah mengizinkan mereka mengambil pekerjaan di luar negeri. Sejumlah perawat mengatakan mereka merasa digaji kurang layak, kurang dihargai dan kurang di lindungi di Filipina.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-philippines-nurses/philippines-duterte-ends-overseas-travel-ban-on-healthcare-workers-minister-says-idUSKBN28105Q?il=0