TEMPO.CO, Jakarta - Inkumben Donald Trump, untuk pertama kalinya, secara imlplist mengakui bahwa Joe Biden kemungkinan akan menggantikannya sebagai Presiden Amerika. Hal itu ia sampaikan ketika memberikan keterangan soal lockdown pandemi COVID-19 pada Jumat kemarin, waktu Amerika, di mana merupakan penampilan perdananya sejak Pemilu AS usai.
Dalam pernyataannya, Donald Trump berkata bahwa selama dia masih memimpin, maka tidak akan ada lockdown pandemi COVID-19 di Amerika. Namun, kata ia, jika presiden lain memimpin, mungkin akan berbeda situasinya.
"Idealnya, kita tidak akan lockdown. Administrasi ini tidak akan menerapkan lockdown. Semoga saja di masa depan tetap begitu. Siapa yang tahu administrasi siapa yang akan memimpin. Waktu yang akan berbicara," ujar Donald Trump, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 14 November 2020.
Sejak Pemilu AS usai dan Joe Biden dinyatakan sebagai Presiden Amerika Terpilih ke-46, Donald Trump selalu tampil menolak hasil tersebut. Menurutnya, Pemilu AS kemarin sarat akan kecurangan yang berujung pada kekalahannya. Pernyataannya soal administrasi yang berbeda bisa mengubah kebijakannya soal COVID-19 adalah statement terdekat yang mengakui kemenangan Joe Biden.
"Jika suara yang dihitung kemarin adalah suara legal, saya akan menang mudah," ujar Donald Trump dalam pembahasan di Gedung Putih, dua hari setelah Pemilu AS digelar atau sehari sebelum Joe Biden dinyatakan sebagai pemenang.
Saat ini, kubu Donald Trump tengah giat menggugat hasil Pemilu AS di beberapa negara bagian. Hasilnya belum sesuai harapan dia. Di Michigan, misalnya, pengadilan setempat menolak permintaan kubunya untuk menghentikan pengesahan hasil hitung suara di sana.
Di sisi lain, langkah hukum Donald Trump mengganggu proses transisi yang coba dilakukan Joe Biden. Sebab, dengan adanya gugatan, maka Joe Biden belum bisa dianggap Presiden Amerika Terpilih secara hukum. Tanpa pengakuan hukum, Joe Biden tidak bisa mendapat data atau menggunakan sumber daya yang dimiliki lembaga lembaga pemerintahan Amerika kecuali ada lampu hijau dari Donald Trump.
ISTMAN MP | REUTERS