TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian mengatakan pelaku penyerangan gereja di Prancis yang menewaskan tiga orang di Gereja Basilika Notre-Dame, Nice, Prancis, adalah pria berusia 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui. Aouissaoui merupakan warga negara Tunisia.
Brahim Aouissaoui, 21, meninggalkan Tunisia dengan perahu pada 14 September 2020, kata pejabat pengadilan bernama Mohsen Dali, dan tiba di Nice pada Rabu, dikutip dari Reuters, 30 Oktober 2020.
Tunisia telah membuka penyelidikan terhadap Aouissaoui, yang ditahan oleh polisi Prancis setelah serangan itu, kata Dali.
Aouissaoui berasal dari desa Sidi Omar Bouhajla dekat Kairouan, tetapi baru-baru ini tinggal di Sfax dan polisi sedang menanyai keluarganya di sana, kata sumber keamanan Tunisia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbincang dengan petugas saat mengunjungi lokasi penikaman di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis, 29 Oktober 2020. Macron juga meminta agar warganya untuk tetap solid dan jangan sampai peristiwa teror yang terjadi akhir-akhir ini memecah belah mereka. REUTERS/Eric Gaillard/Pool
Sfax, pelabuhan utama sekitar 130 km dari pulau kecil Lampedusa di Italia, adalah titik keberangkatan utama bagi warga Tunisia yang ingin melakukan penyeberangan berbahaya dan ilegal ke Eropa.
Sumber polisi Prancis mengatakan Aouissaoui juga tidak dikenal oleh dinas intelijen Prancis.
Mengutip dari CNN, Aouissaoui tidak didampingi secara langsung ke perbatasan karena dia tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, dan tidak dilaporkan oleh otoritas Tunisia sebagai teroris.
Kementerian Luar Negeri Tunisia mengutuk serangan di Nice dalam sebuah pernyataan. Tunisia menyatakan solidaritas dengan pemerintah Prancis, warga negaranya, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban aksi teror di Nice.
AHMAD FAIZ | CNN | REUTERS
https://edition.cnn.com/europe/live-news/nice-knife-attack-dle-intl/index.html
https://www.reuters.com/article/france-security-nice-suspect-int-idUSKBN27E390