TEMPO.CO, Jakarta - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa ke rumah sakit secara diam-diam pada pukul 2 pagi pekan kemarin setelah pengawalnya dites positif Covid-19, menurut surat kabar Jerman Bild.
Bild melaporkan Maha Vajiralongkorn dirawat di ibu kota Thailand sebelum meninggalkan rumah sakit pada Rabu dini hari kemarin, dikutip dari Daily Mail, 26 Oktober 2020.
Surat kabar yang telah melaporkan kehidupan Raja Thailand yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, mengatakan bahwa salah satu pengawal Vajiralongkorn baru-baru ini terjangkit virus corona setelah rombongan kerajaan terbang kembali ke Thailand.
Namun, alasan raja tetap dirawat di rumah sakit belum terungkap dan staf medis dilaporkan diberitahu untuk tetap diam tentang hal itu.
Bild melaporkan tidak ada seorang pun dalam rombongan raja yang dikarantina ketika pengawalnya dinyatakan positif. Ini termasuk istri raja, Ratu Suthida, dan putra serta pewarisnya, Pangeran Dipangkorn yang berusia 15 tahun.
Kunjungan langka Raja dari Jerman ini bertepatan dengan protes anti-pemerintah dan bentrokan antara kaum royalis dan aktivis pro-demokrasi di Bangkok.
Orang-orang menunjukkan hormat tiga jari selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, Jumat, 16 Oktober 2020. Aksi protes yang dipimpin para pemuda telah berkembang menjadi tantangan terbesar selama bertahun-tahun bagi kekuasaan yang didominasi oleh tokoh militer dan Istana Kerajaan Raja Maha Vajiralongkorn. REUTERS/Jorge Silva
Pada Ahad pendemo reformasi Thailand mengirim petisi untuk Jerman agar menyelidiki Raja Maha Vajiralongkorn karena memerintah ketika tinggal di Eropa.
Demonstrasi yang digelar pada Senin ke kedutaan besar Jerman di membawa tuntutan reformasi monarki Thailand yang akan mengekang kekuasaan raja.
Dilaporkan Reuters, para pengunjuk rasa akan mengirimkan surat ke kedutaan untuk menanyakan apakah raja telah melanggar hukum Jerman dengan menggunakan kekuasaannya dari sana, sesuatu yang menurut pemerintah Jerman tidak akan dapat diterima.
Para pengunjuk rasa tidak merinci kekuasaan mana yang mereka yakini telah digunakan raja dari Jerman.
"Permintaan ini ditujukan untuk membawa Thailand kembali ke monarki konstitusional yang sebenarnya," kata pernyataan itu. Thailand secara resmi merupakan monarki konstitusional.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan dari Bundestag pada 7 Oktober bahwa kekuasaan Thailand tidak boleh dilakukan di tanah Jerman.
"Kami telah memperjelas bahwa politik mengenai Thailand tidak boleh dilakukan dari tanah Jerman," kata Maas kepada Bundestag, dikutip dari The Diplomat. "Jika ada tamu di negara kami yang menjalankan bisnis negara mereka dari tanah kami, kami akan selalu ingin bertindak untuk menangkal itu."
Maha Vajiralongkorn menghabiskan sebagian besar waktunya di pegunungan Alpen Bavaria, dan hanya kembali ke Thailand untuk kunjungan singkat. Tak lama setelah naik takhta, dia menuntut agar konstitusi Thailand yang baru dibuat sehingga memungkinkan dia untuk menghabiskan waktu di luar Thailand tanpa menunjuk seorang wali saat dia tidak ada, yang memungkinkan dia untuk memerintah dari luar negeri.
Teguran Jerman datang ketika monarki Thailand mengatasi seruan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk reformasi dari gerakan protes yang meningkat yang telah memuncak dalam serangkaian demonstrasi publik di ibu kota Bangkok.
Protes yang dimulai pada Juli untuk menggulingkan Prayuth, mantan penguasa militer, juga semakin menuntut perubahan monarki. Pengunjuk rasa mengatakan Kerajaan Thailand telah membantu memungkinkan dominasi politik oleh militer selama beberapa dekade.
Sumber:
https://www.dailymail.co.uk/news/article-8871597/Thai-king-secretly-taken-hospital-2am-week-bodyguard-tested-positive-Covid-19.html
https://www.reuters.com/article/us-thailand-protests/thai-protesters-say-they-will-petition-germany-over-king-idUSKBN27A0D8
https://thediplomat.com/2020/10/berlin-says-thailands-king-cannot-reign-from-german-soil/