TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menanggapi investigasi kepolisian soal klaim dirinya didukung mayoritas parlemen untuk menjadi PM baru. Menurutnya, ada upaya jahat dari pihak-pihak tertentu untuk membongkar siapa yang mendukungnya menjadi PM Malaysia.
Anwar melanjutkan bahwa dirinya pun sudah diperiksa oleh Kepolisian Malaysia soal masalah dukungan itu, Jumat ini. Selama dua jam, kata ia, dirinya dimintai keterangan soal siapa saja politisi yang mendukungnya. Anwar mengatakan, dirinya menolak menjawab pertanyaan tersebut karena menurutnya hanya Raja Malaysia yang berhak tahu nama-nama itu.
"Saya di sini (kantor polisi) tidak untuk bersikap kooperatif dengan politisi tertentu untuk membeberkan nama pendukung. Itu bukan urusan mereka. Itu urusan saya dan Yang Mulia Raja Malaysia," ujar Anwar di luar Kantor Kepolisian Bukit Aman, dikutip dari Reuters, Jumat, 16 Oktober 2020.
Diberitakan sebelumnya, Anwar Ibrahim mendatangi Raja Malaysia Selasa lalu untuk menyampaikan niatannya menjadi PM baru. Ia mengklaim didukung 120 dari total 220 anggota Parlemen Malaysia untuk menjadi PM baru, menggantikan Muhyiddin Yasin.
Klaim tersebut diragukan baik oleh politisi maupun oleh Istana Negara. Istana Negara bahkan mengatakan Anwar Ibrahim hanya menyebut angka, tidak menyebut spesifik siapa yang mendukungnya. Istana Negara kemudian meminta Anwar Ibrahim untuk mematuhi konstitusi yang ada saja dan tidak memperkeruh suasana politik di Malaysia.
Meski diragukan, Anwar Ibrahim tidak menyerah. Ia tetap berkutat pada pendiriannya bahwa ada cukup modal baginya untuk menggantikan Muhyiddin Yasin. Menurutnya, adanya upaya investigasi dari Kepolisian Malaysia menunjukkan bahwa ada pihak yang benar-benar khawatir akan klaimnya.
"Ini jelas-jelas ada niatan jahat. Ini jelas-jelas pelecahan politik dan menurut saya pemeriksaan Kepolisian Malaysia tersebut atas dasar instruksi politik," ujar Anwar Ibrahim.
Muhyiddin Yasin, Selasa kemarin, menyatakan bahwa dirinya ogah berkomentar soal kans Anwar Ibrahim menjadi PM Malaysia baru. Menurutnya, hal itu urusan Anwar Ibrahim dan Raja Malaysia dan ia yakin Raja akan membuat keputusan tepat. Sementara itu, mantan mentor Anwar, Mahathir Mohamad, pesimistis klaim Anwar benar-benar nyata.
"(Klaim) itu sudah biasa dari Anwar Ibrahim. Sudah tiga kali dia mengklaim akan jadi PM Malaysia yang sesungguhnya dan baru kemudian mendapati sejatinya tidak ada yang mendukung dia," ujar Mahathir Mohamad.
ISTMAN MP | REUTERS