TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah menandatangani kesepakatan untuk membuka wilayah udara negara itu untuk Yordania kemarin, 8 September 2020. Ini memungkinkan bahwa penerbangan dari Uni Emirat Arab dan Bahrain nantinya bisa melewati wilayah udara tersebut.
Dilansir dari Arab News, kesepakatan ini sebenarnya sudah menjadi pembahasan selama bertahun-tahun. Namun Kementerian Transportasi Israel menyatakan bahwa kesepakatan diselesaikan sekarang setelah Israel dan dua negara Teluk Arab menandatangani perjanjian untuk menormalkan hubungan bulan lalu.
Menteri Transportasi juga menyatakan bahwa badan pengatur lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol juga membantu mewujudkan kesepakatan penerbangan.
Dengan terbukanya wilayah udara melalui koridor Israel-Yordania, Menteri Transportasi Israel menyatakan bahwa waktu penerbangan rute-rute dari Asia, Eropa, Amerika Utara, Bahrain, dan Uni Emirat Arab akan berlangsung lebih singkat.
"Perjanjian itu akan secara signifikan memangkas waktu penerbangan ke negara-negara Teluk, Asia dan Timur Jauh, yang mengarah pada penghematan bahan bakar dan polusi yang lebih sedikit," katanya.
Memajukan penerbangan sipil adalah bagian penting dari perjanjian diplomatik bulan lalu yang ditandatangani di Washington yang difasilitasi Presiden AS Donald Trump.
Dalam perjanjian itu, Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab bersepakat bahwa penting untuk memastikan penerbangan reguler dan langsung untuk menjalin hubungan.
FERDINAND ANDRE | ARAB NEWS
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1746166/middle-east