TEMPO.CO, Jakarta - Politikus oposisi Rusia, Alexei Navalny, meminta Uni Eropa untuk mengambil sikap tegas terhadap kelompok oligarki yang dekat dengan Kremlin.
Dia mengatakan ini sambil menjalani proses penyembuhan di Berlin, Jerman, setelah terkena serangan racun Novichok pada Agustus lalu.
“Sanksi terhadap seluruh negara tidak berdampak. Hal paling penting adalah menerapkan larangan masuk kepada para pengambil laba dari rezim dan membekukan asetnya,” kata Navalny kepada media populer Jerman, Harian Bild, seperti dilansir Reuters pada Rabu, 7 Oktober 2020.
Navalny menuding kelompok oligarki di sekitar Kremlin ini,”Menggelapkan uang, mencuri miliaran dolar dan pada akhir pekan mereka terbang ke Berlin atau London membeli apartemen mahal dan duduk di sejumlah kafe.”
Navalny menyoroti Valery Gergiev, kepala konduktor dari Munich Philharmonic, sebagai target dari sanksi. Menurut Navalny, Gergiev adalah pendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Baca Juga:
Sejumlah opsi yang bisa dilakukan adalah membekukan aset atau melarang perjalanan bagi orang Rusia tertentu yang dianggap terlibat dalam kasus serangan racun.
Opsi lainnya adalah mengenakan sanksi ekonomi, dan menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2, yang sedang dibangun menghubungan pusat gas di Rusia dengan konsumen di Jerman.
Sumber