TEMPO Interaktif, Kabul: Taliban tidak terlibat dalam pembicaraan damai dengan pemerintahan Afghan, kata sumber yang dekat dengan militan dan pemerintah. Hal ini membantah laporan-laporan saat ini yang isinya berlawanan.
Adapun pertemuan di Arab Saudi bulan lalu yang dihadiri mantan pejabat Taliban bersama anggota pemerintahan Afghan dan pemerintahan Arab Saudi diperkirakan hanyalah upaya Kabul untuk memulai negosiasi dengan Taliban yang sebenarnya.
"Pertemuan itu memberi sinyal bahwa pemerintahan Afghan lemah dan putus asa untuk mencari solusi," kata Waheed Muzhda, analis politik di Kabul dan mantan pejabat di pemerintahan Taliban.
Pertemuan itu terjadi ketika perlawanan Taliban di Afghanistan dan Pakistan mencapai puncak yang tidak diperkirakan sebelumnya, sehingga membuat beberapa analis ragu bahwa militan tertarik melakukan perdamaian.
Terlebih lagi, mantan anggota Taliban yang berpartisipasi dalam pertemuan di Mekkah tidak memiliki kemampuan untuk membujuk militan saat ini ke meja perundingan.
"Mereka tidak mewakili Taliban," kata Muzhda. "Sebagian besar mereka hampir tidak memiliki hubungan dengan kepemimpinan Taliban saat ini."
Sekitar 17 tokoh Afghan bertemu dengan Raja Saudi Abdullah dan pejabat Saudi lainnya dalam pertemuan itu, menurut sumber yang ikut dalam pertemuan.
Mereka yang hadir termasuk Mullah Muhammad Ghaus, mantan menteri luar negeri Taliban yang memerintah hingga 2001 dan saat ini tinggal di Quetta, Pakistan; Abdel Hakim Mujahed, mantan wakil Taliban di PBB; dan Abdul Salaam Hashimi, mantan Direktur Keuangan Hizb-i-Islami, yang saat ini beraliansi dengan Taliban.
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan akhir bulan ini, pemimpin Taliban Mullah Omar mengatakan, "Beberapa mantan pejabat Taliban yang berada dalam tahanan rumah atau mereka yag menyerah tidak mewakili Kerajaan Islam," yang merujuk pada Taliban.
Christian Science Monitor/Erwin