TEMPO.CO, Jakarta - Selembar amplop ditujukan kepada Presiden Donald Trump dan Gedung Putih ditemukan mengandung racun risin. Sejumlah pejabat keamanan federal mencegat amplop beracun yang dikirim dari Kanada, sehingga tidak seorangpun menjadi korban.
Menurut laporan AP pada hari Sabtu, 19 September 2020, penyelidik dari FBI, Secret Service, dan U.S Postal Inspection Service memimpin penyelidikan atas amplop berisi racun risin yang berasal dari buah jarak. Efeknya mematikan korban dengan cepat.
FBI dalam pernyataannya menjelaskan, pihaknya sedang menyelidiki surat mencurigikan yang dialamatkan ke pemerintah Amerika Serikat.
Kepolisian Kanada mengatakan amplop itu berasal dari Kanada.
Ini bukan pertama kali terjadi kasus surat atau amplop berisi racun dialamatkan ke presiden Trump.
Seorang veteran Angkatan Laut ditangkap tahun 2018 setelah mengaku telah mengirim amplop berisi racun risin kepada Presiden Trump dan anggota pemerintahan lainnya di antaranya Direktur FBI Christopher Wray, Menteri Pertahanan Jim Mattis, Direktur CIA Gina Haspel, pejabat tinggi angkatan laut Amerika John Richardson, dan Sekretaris Angkatan Udara, Heather Wilson.
Di masa pemerintahan Barack Obama tahun 2014, seorang warga Mississipi mengirimkan surat berisikan racun risin. Surat itu ditujukan kepada Obama dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Pelakunya dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
Sejauh ini tidak ada korban jatuh akibat kiriman racun risin yang ditaruh dalam amplop surat kepada presiden Amerika dan Gedung Putih.
Sumber:
https://apnews.com/d02c0bc1847b89a0700f9d4e7daba809