TEMPO.CO, Jakarta -Selandia Baru memasuki resesi ekonomi ditandai dengan Pendapatan Domestik Bruto atau PDB yang anjlok hingga 12,2 persen pada kuartal kedua tahun 2020.
“Penurunan 12,2 persen dalam PDB triwulanan sejauh ini merupakan rekor terbesar di Selandia Baru,” kata Badan Statistik Nasional.
Pertumbuhan ekonomi Selandia Baru mengalami hambatan sebagai dampak dari aktivitas perekonomian yang lumpuh sejak negara itu diterjang pandemi Covid-19.
Juru Bicara Badan Statistik Selandia Baru, Paul Pascoe juga menyatakan bahwa penutupan perbatasan negara sejak Maret berdampak besar pada beberapa sektor ekonomi.
“Industri seperti ritel, akomodasi dan restoran, serta transportasi mengalami penurunan produksi yang signifikan karena mereka paling terpengaruh secara langsung oleh larangan perjalanan internasional dan lockdown yang ketat,” katanya.
“Industri lain, seperti manufaktur makanan dan minuman, merupakan layanan penting dan jatuh sedikit.”
Angka 12,2 persen itu lebih rendah dari angka 16 persen yang diprediksikan oleh pemerintah. Itu juga jauh lebih rendah daripada perkiraan 23,5 persen dalam anggaran Mei lalu.
Walaupun begitu, Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan bahwa angka PDB ini jauh lebih baik dari yang diperkirakan, dan menyarankan pemulihan yang kuat di masa depan.
“Bekerja keras dan lebih awal berarti kami bisa kembali lebih cepat dan lebih kuat,” katanya. "Para ekonom memperkirakan kuartal September saat ini menunjukkan rekor lompatan kembali ke pertumbuhan ekonomi."
Selandia Baru merupakan salah satu negara yang dipuji Organisasi Badan Kesehatan Dunia, WHO dalam menangani pandemi Covid-19.
DW | FERDINAND ANDRE
Sumber:
https://www.dw.com/en/new-zealand-enters-recession-amid-record-drop-in-gdp/a-54955666