TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika mengungkapkan bahwa mereka akan mengurangi nyaris separuh tentaranya yang bertugas di Irak. Hal tersebut, menurut Militer Amerika, untuk memperkuat hubungan dengan Militer Irak sekaligus mengurangi peran Amerika dalam pemberantasan teroris di sana.
"Kami terus meningkatkan program kerjasama kami dengan Militer Irak yang memungkinkan kami untuk mengurangi jejak kami di sana," ujar Kepala Pusat Komando AS, Jenderal Angkatan Laut Frank McKenzie, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 9 September 2020.
Pengurangani ini sebenarnya bukan hal baru. Amerika dan Irak sudah lama merencanakan untuk mengurangi jumlah pasukan Amerika di sana. Juni lalu, keduanya menegaskan lagi komitmen tersebut dengan Militer Amerika menyatakan bahwa pangkalan militer di Irak tidak akan dipertahankan lagi.
Saat ini, setidaknya ada 5200 personil militer Amerika yang bertugas di Irak. Keberadaan mereka di sana diklaim untuk melawan organisasi-organisasi teroris seperti ISIS. Target Amerika, jika tak ada kendala logistik maupun administrasi, jumlah mereka akan berkurang 2200 menjad 3000 per akhir September ini.
Bagi mereka yang tidak ditarik ke Amerika, McKenzie menyampaikan bahwa tentara-tentara yang bertahan akan tetap bertugas membantu operasional Militer Irak. Hal itu termasuk memberikan asistensi ataupun rekomendasi perihal menghadapi sisa-sisa ISIS. Walau begitu, kata McKenzie, dirinya menyakini Irak sudah mampu menghadapi ISIS tanpa bantuan Amerika.
"Misi kami jelas, Militer Irak yang mampu mencegah kebangkitan ISIS sekaligus menjaga kedaulatannya tanpa bantuan eksternal. Perjalanan ke sana memang berat, penuh pengorbanan, tapi hasilnya sepadan," ujar McKenzie.
Selain Irak, Amerika juga terus mengurangi jumlah personil militernya di Afghanistan. Jumlah personil militer di sana jauh lebih banyak, sekitar 8600 per Juli kemarin. Target Amerika, personil militer di Afghanistan sudah beres ditarik per Mei 2021.
Lancar atau tidaknya penarikan tersebut tergantung pada jalannya kesepakatan damai antara Afghanistan dan Taliban. Sejauh ini, hubungan keduanya masih panas walau sudah dimediasi Amerika.
ISTMAN MP | AL JAZEERA