TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, menyampaikan bahwa pihaknya tak bisa menarik pasukan di Afghanistan secara sekaligus pasca kesepakatan damai dengan Taliban. Sebaliknya, penarikan akan dilangsungkan secara bertahap untuk beberapa bulan ke depan.
"Itulah kenapa dibutuhkan kesabaran dan kompromi dari segala pihak untuk benar-benar menciptakan kedamaian di Afghanistan," ujar Esper sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 1 Maret 2020.
Sebagaimana telah diberitakan, kesepakatan damai antara Amerika dan Taliban akhirnya diformalkan pada Jumat lalu. Proses formal diambil setelah kedua belah pihak mengurangi aktivitas militer mereka beberapa hari terakhir sejak pembahasan perjanjian damai dilakukan. Itulah kenapa penarikan tentara menjadi agenda berikutnya.
Total, ada 13 ribu personil militer Amerika yang harus ditarik dari Afghanistan. Rencananya, dalam waktu 135 hari, kata Esper, Amerika akan menarik dulu 4.400 pasukan. Proses penarikan akan dibantu oleh pemerintah Afghanistan.
Jika penarikan tahap awal itu berjalan mulus, Esper memprediksi penarikan seluruh personil akan selesai dalam 14 bulan. Namun, jika Taliban tidak menjalankan komitmennya, maka penarikan bisa memakan waktu yang lebih lama.
Baca Juga:
Secara terpisah, Presiden Amerika Donald Trump mengatakan penarikan pasukan tersebut adalah puncak dari upaya mengakhiri salah satu perang terpanjang dalam sejarah Amerika. Sejak awal, kata ia, dirinya ingin membawa pulang tentara Amerika yang berada di Afghanistan.
"Apa yang kami lakukan sekarang adalah upaya untuk benar-benar mengakhiri salah satu perang terpanjang Amerika," ujar Trump dalam keterangan persnya.
Amerika bukan satu-satunya pihak yang akan menarik pasukan secara bertahap. NATO juga akan menarik pasukannya mengingat mereka masuk ke Afghanistan bersama-sama dengan Amerika di tahun 2001. Adapun penarikan tahap awal akan mengurangi jumlah pasukan mereka dari 16.000 menjadi 12.000.
"Ketika waktunya sudah tepat, kami (NATO dan Amerika) juga akan meninggalkan Afghanistan bersama-sama. Kamu akan pergi sepenuhnya ketika kondisinya sudah pas," ujar Sekjen Nato, Jens Stoltenberg.
ISTMAN MP | REUTERS