TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, menggelar kampanye pencalonannya kembali sebagai pemimpin Myanmar pada Selasa, 8 September 2020.
Kampanye ini berlangsung menjelang pemungutan suara pada pemilu Myanmar, yang akan berlangsung pada November 2020.
Dan dia bersumpah akan menang pada acara kampanye yang diperkecil kegiatannya di Ibu Kota Naypyitaw. Rencana awal kampanye batal terlaksana karena lonjakan jumlah kasus Covid-19.
“Hari ini, kampanye kemenangan kita telah dimulai,“ kata Aung San Suu Kyi sebelum mengibarkan bendera partai di markas besar Liga Nasional untuk Demokrasi atau NLD di Naypyitaw seperti dilansir Reuters pada Selasa, 8 September 2020.
Acara kampanye di markas partai ini disiarkan lewat laman Facebook milik Aung San Suu Kyi.
Pemilu ini akan menjadi ujian bagi pemerintahan demokratis pertama di negara itu dalam setengah abad terkahir.
Para analis juga menilai pelaksanaan pemilu Myanmar ini sebagai ujian penting untuk transisi Myanmar dari pemerintahan junta militer. Ini berlangsung di tengah upaya negara itu menghadapi sejumlah krisis secara bersamaan.
Suu Kyi, yang memerintah sebagai penasihat negara atau state counselor, awalnya berencana menggelar kampanye di kota komersial Yangon.
Namun, dia membatalkan rencana perjalanannya ke sana pada Senin, 7 September 2020, atas saran dari kementerian Kesehatan.
“Saya ingin mengatakan untuk mengusung bendera kemenangan partai kita lebih lama, kita berarti membangun perdamaian, pembangunan, dan kemakmuran jangka panjang bangsa kita,” katanya.
Partai NLD tetap sangat populer meskipun ada sejumlah kritik keras atas kegagalan partai dalam mengekang kekuatan tentara atau mengakhiri konflik etnis yang meningkat. Mereka juga menghadapi kecaman internasional atas serangan militer terhadap minoritas muslim Rohingya pada tahun 2017.
FARID NURHAKIM | REUTERS
Sumber: