TEMPO.CO, Jakarta - Amerika dikabarkan siap menjadi broker untuk kesepakatan-kesepakatan normalisasi lainnya usai memediasi Uni Emirat Arab dan Israel. Bahkan, beberapa negara Arab atau Muslim sudah masuk dalam radar Amerika yang ditandai dengan upaya lobi dari penasehat Donald Trump, Jared Kushner dan Avi Berkowitz.
"Saya bisa katakan bahwa dalam 24 jam terakhir ada beberapa negara Arab atau Muslim di Timur Tengah dan Afrika yang telah kami hubungi," ujar pejabat senior di Gedung Putih, yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, Uni Emirat Arab dan Israel meneken kesepakatan normalisasi pada tanggal 13 Agustus kemarin yang disebut Abraham Accord. Amerika berperan sebagai broker di kesepakatan yang menunda aneksasi Tepi Barat serta menjadikan UEA sebagai rekan diplomatik Israel tersebut.
Oleh berbagai pihak, kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel itu dipandang sebagai kemenangan adminitsrasi Donald Trump. Di saat dirinya kesulitan menangani pandemi virus Corona di Amerika, Donald Trump malah berhasil memperkuat dukungan dari negara-negara di Timur Tengah sekaligus memperdalam pengaruhnya di sana.
Sejauh ini, menurut laporan Reuters, ada dua nama yang santer dikabarkan masuk dalam radar AS: Bahrain dan Oman. Hal tersebut dilandasi sikap keduanya atas kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel serta hubungan ke Amerika selama ini.
Bahrain, misalnya, diketahui mengapresiasi Abraham Accord yang dipandang akan meredakan tensi kisruh antara Israel dan Palestina. Sementara itu, terkait hubungannya dengan Amerika, Bahrain sempat membantu negeri Paman Sam itu menggelar Konferensi Timur Tengah di mana terkait rencana damai Israel-Palestina oleh Donald Trump
Pejabat senior di Gedung Putih menyebut Abraham Accord menjadi landasan Amerika untuk membujuk negara Arab lainnya agar mau berkongsi dengan Israel. Adapun ekonomi dan tekanan kepada Iran akan menjadi bahan jualan.
"Jika kalian adalah negara Arab atau Muslim dan melihat respon positif atas perjanjian ini, sangat wajar memandanganya sebagai kesempatan . Kami berharap negosiasi yang berjalan akan berbuah hasil," ujarnya.
Gedung Putih belum mengkonfirmasi pernyataan pejabat terkait dan spekulasi Bahrain dan Oman. Sejauh ini, pernyataan yang ada hanyalah Donald Trump berharap proses formal atas kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel kelar dalam beberapa pekan ke depan.
ISTMAN MP | REUTERS