TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Gubernur bank sentral Malaysia atau Bank Negara Malaysia, Nor Shamsiah Yunus, mengatakan negaranya mengalami tekanan ekonomi cukup berat saat Covid-19 karena penerapan aturan pembatasan gerak publik yang ketat.
Aturan ini yang disebut movement control order atau MCO berlaku untuk mencegah penyebaran lebih jauh pandemi Covid-19.
“MCO ini diterapkan secara nasional dan riset menunjukkan Malaysia termasuk yang menerapkan pembatasan aktivitas publik secara sangat ketat,” kata Nor Shamsiah seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 14 Agustus 2020.
Departemen Statistik Malaysia baru saja melansir ekonomi negara itu anjlok 17,1 persen pada kwartal kedua tahu ini.
Menurut Nor Shamsiah, tiga sektor ekonomi yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 ini adalah manufaktur, pariwisata dan investasi.
Malaysia, kata Nor Shamsiah, baru melakukan relaksasi lockdown Covid-19 pada awal Juni. Sedangkan, negara tetangga seperti Korea Selatan telah melonggarkan lockdown sejak pertengahan April.
Pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada anjloknya jumlah kedatangan turis ke negara itu. Kondisi ini menjadi semakin parah pada April 2020.
Menurut dia, aktivitas ekonomi Malaysia mulai membaik sejak relaksasi lockdown Covid-19 dilakukan. “Saya merasa optimis bahwa kondisi terburuk telah berada di belakang kita,” kata dia.