TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi asal Cina, Huawei, memohon kepada Inggris untuk menunda pembahasan terkait pembongkaran jaringan 5G. Hal tersebut menyusul pernyataan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, soal infrastruktur 5G Huawei berpotensi diganti dengan perusahaan lain.
"Huawei mencoba menunda pembongkaran jaringan 5G mereka hingga pemilu berikutnya di tahun 2025," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 12 Juli 2020.
Huawei dijelaskan ingin menunda pembongkaran hingga 2025 karena berharap pemerintahan berikutnya akan bersikap lebih terbuka. Dengan begitu, jaringan 5G Huawei bisa dipertahankan lebih lama.
Apabila mengacu kepada kesepakatan yang diteken pada Januari lalu, Huawei akan menangani jaringan 5G Inggris dalam cakupan terbatas. Pemerintah Inggris hanya memperbolehkan mereka menangani jaringan yang lalu lintas datanya tidak padat. Keputusan itu diambil Inggris untuk mengantisipasi pencurian data oleh Cina.
Belakangan, status Huawei di Inggris menjadi tidak menentu. Sebab, Amerika menerapkan sanksi dagang di mana Huawei tak lagi bisa mendapat supplai suku cadang dan teknologi dari negeri Paman Sam itu. Alhasil, Inggris pun menimbang untuk tidak memakai jaringan 5G dari Huawei sama sekali.
Duta Besar Cina di London, Liu Xiaoming, memperingatkan bahwa memutus hubungan kerjasama dengan Huawei akan memberikan dampak buruk. Terutama, kata ia, terhadap hubungan ekonomi Inggris dan Cina.
Pemerintah Inggris dijadwalkan akan memberikan keterangan terbaru soal jaringan 5G Huawei pada 22 Juli nanti.
ISTMAN MP | REUTERS