TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia meminta Turki untuk menimbang kembali rencana mereka mengubah situs budaya UNESCO, Museum Hagia Sophia, menjadi masjid. Hal tersebut menyusul pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membuka kemungkinan menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid yang ia sebut sebagai 'pemulihan fungsi'.
"Kami sungguh berharap status Hagia Sophia sebagai situs kebudayaan yang dilindungi UNESCO untuk dipertahankan. Hagia Sophia juga salah satu destinasi wisata yang digemari turis asal Rusia karena nilai spiritualnya," ujar juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, sebagaimana dikutip dari RT, Selasa, 7 Juli 2020.
Peskov melanjutkan bahwa Ketua Gereja Ortodoks Rusia dan Deputi Menteri Luar Negeri Sergey Veshinin sudah menyiapkan pernyataan atas rencana Turki. Walau begitu, Peskov mempertegas bahwa apa yang disampaikan adalah permohonan saja dan pihak Rusia akan menghormati apapun keputusan Turki.
Peskov mengatakan, status Hagia Sophia adalah sepenuhnya urusan internal Turki. Namun, karena Hagia Sophia memiliki keterkaitan dengan sejarah Kerajaan Bizantium Kristen, ia menyayangkan apabila Hagia Sophia diubah menjadi masjid.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan bahwa tidak tertutup kemungkinan Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Ia berkata, masjid adalah status awal dari situs budaya UNESCO tersebut. Adapun keputusan akan diambil pada bulan ini.
Keputusan tersebut mendapat reaksi keras dari Gereja Ortodoks Rusia. Mereka menyebut rencana pengubahan Hagia Sophia sebagai ancaman terhadap semua peradaban Kristen. Sebab, menurut mereka, bangunan kuno itu adalah bagian integral dari sejarah Kerajaan Bizantium Kristen dan Ottoman Muslim.
Catatan redaksi: Berita ini telah diperbaiki karena penulisan tanggal pengutipan yang salah. Atas kesalahannya, kami mohon maaf.
ISTMAN MP | RT