TEMPO.CO, Jakarta - Inggris memberlakukan lockdown terhadap kota Leicester dan area sekitarnya mulai Senin kemarin, 29 Juni 2020 setelah angka infeksi COVID-19 terus meninggi dibandingkan kota lainnya di negara itu.
Lockdown Leicester dilakukan di tengah Inggris secara bertahap menghapus lockdown dalam skala nasional dengan membuka kembali toko-toko yang dinilai tidak penting dan dilanjutkan dengan melonggarkan aturan pada 4 Juli nanti.
Mencermati situasi wabah Covid-19 di Leicester, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan Leicester tidak termasuk area yang akan ikut pelonggaran lockdown nasional.
"Mengingat wabah yang berkembang di Leicester, kami tidak dapat merekomendasikan pelonggaran lockdown pada 4 Juli akan terjadi di Leicester," kata Hancock dalama pernyataannya ke parlemen sebagaimana dilaporkan Reuters, 29 Juni 2020.
Hancock menjelaskan, dalam tujuh hari ini, angka infeksi virus corona di Leicester sebanyak 135 kasus dari 100 ribu orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kota tertinggi berikutnya.
Leicester juga menyumbangkan 10 persen dari semua kasus positif terinfeksi COVID-19 di Inggris dalam sepekan terakhir.
Mulai Selasa, Hancock melanjutkan, semua toko ritel non-esensial ditutup. Sekolah juga ditutup. Siapapun diminta untuk tidak berkunjung ke dan dari Leicester atau di sekitar kota itu.
Sejak wabah COVID-19 menyerang Inggris pada Maret lalu, lockdown nasional diberlakukan pada 23 Maret hingga awal Juni.