TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah negara bagian Texas memutuskan untuk menunda rencana mereka melonggarkan lockdown, Kamis waktu setempat. Hal itu diputuskan menyusul memburuknya pandemi Corona (COVID-19) di Amerika.
Dikutip dari Reuters, Texas mencatatkan salah satu peningkatan jumlah kasus terbesar di Amerika. Dalam 24 jam terakhir, ada 6000 kasus virus Corona baru di sana.
"Penundaan ini akan memungkinkan aparat kami untuk mengisolir penyebaran virus Corona sampai situasi benar-benar siap untuk pembukaan bisnis kembali," ujar Gubernur Texas, Greg Abbot, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat, 26 Juni 2020.
Tidak hanya menunda pelonggaran lockdown untuk memulai kembali kegiatan usaha, Texas juga menunda sejumlah operasi di rumah sakit. Hal tersebut untuk memastikan ada cukup ruang dan ranjang untuk pasien virus Corona.
Selain Texas, peningkatan kasus virus Corona terjadi juga di California, Floria, Idaho, Mississippi, Missouri, Nevada, Oklahoma, South Carolina, Wyoming, dan sebagainya. Menurut data CNN, kurang lebih 30 dari 50 negara bagian AS mengalami peningkatan kasus virus Corona (COVID-19) dalam sepekan terakhir.
"Dari 30 negara bagian AS, 13 di antara menghadapi peningkatan sebanyaka 50 persen," sebagaimana dikutip dari CNN.
Dari 20 negara bagian yang tidak menunjukkan peningkatan, CNN menyampaikan bahwa 11 di antaranya mengalami penurunan jumlah kasus. Sembilan sisanya, stagnan.
Per berita ini ditulis, Amerika tercatat memiliki 2,5 juta kasus virus Corona (COVID-19). Untuk korban meninggal, ada 126 ribu, diikuti dengan jumlah yang sembuh sebanyak 1 juta orang. Pemerintah Amerika mencoba menyakinkan bahwa mereka telah berupaya keras untuk mengendalikannya.
"Kami bekerja secara agresif dengan pemerintah negara bagian maupun lokal di siutasi ini. Patut kami ingatkan bahwa kasus ini bersifat lokal, tidak nasional," ujar Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat, Alex Azar.
ISTMAN MP | REUTERS | CNN