TEMPO Interaktif, Jakarta: Amerika Serikat mengatakan telah mengusir Duta Besar Bolivia di Washington, sehari setelah Duta Besar AS diminta meninggalkan Bolivia.
Langkah AS itu dilakukan setelah Presiden Bolivia Evo Morales menyalahkan utusan AS itu karena menghasut pengunjuk rasa di Bolivia. Klaim itu dibantah oleh Washington.
Sementara pemimpin Venezuela Hugo Chavez mengatakan dia akan mengusir utusan AS di Caracas sebagai solidaritas dengan Morales.
Di Bolivia, setidaknya delapan orang tewas dalam bentrokan antara keloompok pendukung dan penentang pemerintah hari Kamis.
Bentrokan antara pendukung yang bersaing terjadi di provinsi Pando yang terpencil di utara, kata pejabat setempat. Setidaknya 20 orang mengalami cedera.
Bolivia dilanda protes besar dalam minggu-minggu terakhir oleh penentang kebijakan ekonomi dan sosial Morales.
Sebagai respon terhadap langkah Morales terhadap Duta Besar AS, Departemen Luar Negeri AS menyatakan Duta Besar Bolivia di Washington, Gustavo Guzman, di-"persona non grata"-kan.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack mengatakan keputusan itu diambil sebagai respon terhadap tindakan yang tidak berdasar dan sesuai dengan Konvensi Wina.
Sebagai reaksi terhadap keputusan pengusiran Duta Besar Goldberg, yang dituduh Morales berkonspirasi terhadap demokrasi dan mendorong terpecah-belahnya Bolivia, McCormack mengatakan hal itu sebagai kesalahan berat dan menggambarkan tuduhan itu sebagai tidak berdasar.
Menyusul hal itu, Kamis, Presiden Venezuela Hugo Chavez mengatakan Duta Besar AS di Caracas, Patrick Duddy, diberi waktu 72 jam untuk meninggalkan negara itu.
Chavez juga mengatakan dia telah menarik utusannya dari Washington.
BBC/Erwin Z