TEMPO.CO, New York – Mayoritas warga Amerika Serikat bersimpati terhadap aksi protes nasional atas tewasnya warga kulit hitam George Floyd saat ditahan polisi.
Mereka juga menyatakan sikap tidak setuju dengan respon Presiden Donald Trump terhadap kerusuhan yang mewarnai aksi protes seperti terungkap dalam survei yang digelar Reuters/Ipsos.
“Survei yang gelar pada Senin dan Selasa menunjukkan 64 persen orang dewasa Amerika bersimpati terhadap orang-orang yang melakukan protes saat ini,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 4 Juni 2020.
Sebanyak 27 responden mengaku tidak bersimpati dan 9 orang lainnya merasa tidak yakin.
Aksi demonstrasi ini dimulai sejak pekan lalu dan diwarnai sejumlah aksi kerusuhan serta penjarahan di sejumlah tempat seperti Minneapolis dan Los Angeles.
Warga memprotes setelah sebuah rekaman video amatir menunjukkan seorang polisi kulit putih di Minneapolis menindih leher belakang seorang pria kulit hitam, yang tertelungkup di jalan, dengan lututnya selama sekitar sembilan menit.
Tindakan brutal polisi kulit putih ini terus terjadi meskipun Floyd terlihat pingsan karena kesulitan bernapas.
Petugas bernama Derek Chauvin ini telah diberhentikan dari kesatuannya. Tiga orang polisi di lokasi kejadian dan membiarkan tindakan Chauvin juga menjalani proses hukum dengan tuntutan tindak kriminal pembunuhan.
Survei ini menjadi risiko politik bagi Trump, yang mengambil sikap keras terhadap aksi protes yang terjadi.
Trump juga mengancam akan mengerahkan militer AS untuk meredam aksi unjuk rasa, yang ditolak sejumlah gubernur dari negara bagian.
Trump bakal berhadapan dengan Joe Biden, yang merupakan calon dari Partai Demokrat, pada pilpres November 2020.
Biden mengambil sikap bersimpati terhadap tindak kekerasan yang dialami George Floyd.
Dia juga mengecam pernyataan Trump yang menurutnya justru memecah belah bangsa Amerika seperti dilansir CNN.
Sebanyak 55 persen warga AS mengatakan tidak setuju dengan cara Trump menangani aksi protes George Floyd ini. Hanya sepertiga yang menyatakan setuju.